Diserang Rusia, Presiden Ukraina Merasa Uni Eropa Tak Peduli
SabangMerauke News - Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan setidaknya 137 prajurit Ukraina tewas dan 316 lainnya terluka akibat serangan Rusia pada Kamis (24/2/2022).
Dalam pesan video yang diunggah di laman Facebooknya, Zelensky mengatakan negara lainnya kini "takut" untuk mendukung keanggotaan Ukraina pada NATO.
"Siapa yang akan siap menjamin keanggotaan Ukraina ke NATO? Sejujurnya, semua orang takut," kata Zelensky dengan wajah yang terlihat lelah.
"Saya bertanya semua mitra negara apakah mereka bersama kami. Mereka memang bersama kami, tapi mereka tidak siap untuk menjadikan kami sekutu," katanya lagi.
Zelensky menyatakan ia sesungguhnya berterima kasih pada pemimpin-pemimpin negara Eropa yang telah menyatakan dukungan secara konkret dan bukan hanya kata-kata.
Tapi, menurutnya, ketika Rusia benar-benar menyerang, ia tidak melihat ada negara yang siap membantu mereka bertarung.
"Hari ini saya bertanya kepada 27 pemimpin negara Eropa, apakah Ukraina akan bergabung dengan NATO. Saya bertanya langsung. Semua orang takut, dan tidak menjawab. Dan kami tidak takut, kami tidak takut apapun juga."
Keanggotaan NATO memang menjadi salah satu pemicu invasi Rusia ke Ukraina.
Rusia ingin Amerika dan sekutu memastikan bahwa Ukraina atau negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya tak akan bergabung dengan NATO.
Selain itu, Rusia juga ingin menghentikan ekspansi dan pengerahan senjata NATO di negara-negara "halaman rumah" Rusia.
Sebelum invasi, Putin bahkan sempat menawarkan kepada Barat tuntutan Rusia versi lebih sederhana yakni Ukraina harus menolak tawaran bergabung dengan NATO dan mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea yang dicaploknya pada 2014.
Pada Jumat 18 Februari, Zelensky kemudian mengumumkan bahwa negaranya batal bergabung dengan NATO.
Selain karena menghadapi ancaman Rusia, ia juga menyebut alasan syarat yang sulit yaitu adanya referendum dari rakyat Ukraina. (*)