Jokowi Diingatkan Potensi Ditinggalkan Koalisi Prabowo-Gibran: Karena masih Berkuasa, Sekarang Dielu-elukan!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kerapnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bersama dengan salah satu calon presiden (Capres), yakni calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto tak pelak memantik kehebohan publik.
Di tengah membludaknya asumsi publik, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengingatkan Jokowi agar sadar diri dengan kekuasaannya saat ini. Ia berharap mantan Wali Kota Solo itu tak terlena dengan berbagai pihak yang ada di sekelilingnya. Apalagi, pihak-pihak yang saat ini duduk di Koalisi Indonesia Maju (KIM) serta mendukung Prabowo-Gibran.
“Ini hati-hati, pertanyaannya apakah koalisi besar tadi itu semua kompak ikhlas lahir batin untuk kawal Jokowi?” ucap Komarudin dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (8/2/2024).
Ia lantas mengingatkan Jokowi bahwa ada batas dalam kekuasaan.
Komarudin pun menyinggung proses turunnya Presiden ke-2 RI Soeharto pada tahun 1998. Kala itu, orang dekat Soeharto, Harmoko, yang menjabat sebagai pimpinan DPR/MPR sempat menyatakan bahwa masyarakat masih menginginkan Soeharto untuk memimpin pemerintahan.
“Pak Harmoko (mengatakan), 'Bapak masih dikehendaki oleh rakyat Indonesia',” jadi waktu sidang umum (MPR) dia semangat pukul palu sampai palu terlepas dari tangkai,” tutur dia.
Namun, Komarudin menekankan, saat gelombang demonstrasi mahasiswa semakin besar sampai memasuki dan menduduki gedung DPR RI, sikap Harmoko pada Soeharto berubah.
“Berapa waktu kemudian mahasiswa duduki DPR, dia (Harmoko) datang minta Pak Harto untuk mundur,” sebutnya.
Anggota Komisi II DPR RI ini pun mengaku khawatir Jokowi akan kecewa dengan banyak pihak yang saat ini selalu berada di sekitar dan memuji-mujinya.
“Pak Jokowi orang yang saya pernah berjuang sama-sama. Jelek-jelek begini pernah jual mobil untuk perjuangkan dia untuk jadi Gubernur DKI Jakarta. Di tangan saya ini ikut tanda tangan rekomendasi dia jadi Gubernur DKI Jakarta. Waktu itu Pak Taufik (Kiemas) tidak mau. Ini saya masih harap sekali dia jangan terlalu percaya orang-orang ini. Saya khawatir, dia besok kecewa,” papar Komarudin.
Terakhir, ia kembali mengingatkan bahwa setelah tak lagi menjabat, seseorang kerap ditinggalkan oleh pihak-pihak yang selama ini selalu memuji atau mencari muka padanya.
“Jadi kau itu dielu-elukan, disenangi orang itu karena kau punya jabatan, punya kekuasaan. Tapi habis itu biasa, semua akan pergi,” imbuh dia. (*)