Job Kurniawan Pimpin Panitia Seleksi Calon Bos PT Pengembangan Investasi Riau Usai Pencopotan Jonli Dkk, Jumlah Direktur Dipangkas
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Seleksi calon komisaris dan direktur PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) segera akan dimulai. Asisten II Setdaprov Riau, M Job Kurniawan ditunjuk sebagai Ketua Timsel bos BUMD Pemprov Riau tersebut.
Pelaksanaan seleksi menindaklanjuti keputusan RUPS Luar Biasa PT PIR yang mencopot Komisaris Jonli, Direktur Utama Adel Gunawan dan Direktur Operasional PT PIR Syafruddin pada 5 Desember 2023 lalu.
Job Kurniawan menyatakan, seleksi diperuntukkan mencari sosok komisaris dan direktur. Sementara, dalam formasi terbaru, jabatan direktur operasional dihilangkan dengan alasan efisiensi perusahaan.
"Untuk dua jabatan saja yang dibuka yakni komisaris dan direktur. Sekarang tidak ada Dirut dan Komut. Karena efisiensi melihat kondisi perusahaan tidak memungkinkan," kata Job Kurniawan kepada media, Senin (5/2/2024).
Mantan Sekdakab Rokan Hilir ini menyatakan, Tim Pansel segera akan melakukan pertemuan internal membahas syarat dan ketentuan calon komisaris dan direktur PT PIR.
"Pansel akan membahas syarat-syarat calon komisaris dan direktur PT PIR sekaligus
menentukan jadwal pendaftaran dan tahapan seleksi," kata Job.
Selanjutnya, dari hasil seleksi dan tahapan, Pansel akan melakukan Uji Kepatutan dan Kelayakan (UKK) terhadap pelamar yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Pasca RUPS Luar Biasa tahun lalu, saat ini PT PIR dipimpin oleh Kepala Inspektorat Riau Sigit Juli Hendriawan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Komisaris. Sementara, manajemen operasional dikendalikan sementara oleh Deta.
Tanggung Utang Riau Airlines
Sebelumnya dikabarkan, kondisi PT PIR kini dikabarkan tengah oleng. Finasial perusahaan mengalami gangguan serius usai mengambil alih utang PT Riau Airlines (RAL) sebesar Rp80 miliar di luar bunga kepada Bank Muammalat Indonesia (BMI). Padahal, izin operasiona PT RAL telah dicabut sejak tahun 2012 lalu. RAL berhenti terbang meninggalkan tumpukan utang mencapai ratusan miliar.
Saat ini, bisnis yang dijalankan oleh PIR yang masih menghasilkan cuan yakni pengelolaan tambang batu bara di Indragiri Hulu. Praktis, usaha lain yang dijalankan lewat sejumlah anak perusahaan stagnan dan bahkan telah berhenti karena merugi.
PT PIR diketahui memiliki sejumlah anak perusahaan di antaranya PT Riau Power Dua, PT Riau Multi Trade dan PT Tanara Gagas Kreasi. Ketiga perusahaan itu diketahui justru merugikan PT PIR dan Provinsi Riau.
PT Riau Power Dua terlibat dalam pembangunan PLTU berbasis batu bara yang memakan dana Rp91,6 miliar lebih. PLTU yang berlokasi di Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak ini diketahui mangkrak dan belum pernah dioperasikan sejak tahun 2007 yang lalu.
Sejak pendiriannya, Pemprov Riau telah menyuntik total modal ke PIR mencapai Rp124,9 miliar. Namun hingga kini Pemprov Riau hanya mendapat total dividen sebesar Rp15,78 miliar atau hanya 12 persen saja dari modal yang sudah diberikan.
PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) didirikan tahun 2002 melalui Perda Nomor 11 Tahun 2002 diubah dengan akta No 55 bulan Mei 2003. Dengan terbitnya Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas maka terjadi penyesuaian akta perusahaan pada 14 Agustus 2008 silam. Secara resmi PIR mulai beroperasi pertengahan tahun 2003. (*)