Inilah Paspor Paling Langka di Dunia, Negaranya Tak Punya Jalan Raya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta -.Ordo Militer Berdaulat Malta (Sovereign Military Order of Malta) juga dikenal sebagai Ksatria Malta, bukan hanya ordo religius Katolik dengan sejarah hampir 1.000 tahun.
Ordo ini juga bukan sekadar organisasi bantuan kemanusiaan dengan anggaran jutaan dolar.
Senin (5/2/2024), operasi mereka mencakup kamp-kamp pengungsi dan program bantuan bencana di sekitar 120 negara di seluruh dunia. Mereka juga merupakan negara berdaulat.
Dengan status pengamat Perserikatan Bangsa-Bangsa dan konstitusinya sendiri, tetapi yang tidak biasa dari mereka adalah tidak memiliki tanah.
Negara ini menerbitkan pelat nomor mobil tanpa memiliki jalan raya untuk mengendarainya dan perangko, mata uang, serta paspornya sendiri.
Mereka berasal dari ordo ksatria di Yerusalem sekitar tahun 1099 dan dihadiahkan kepulauan Malta pada tahun 1530 oleh Raja Spanyol.
Lalu, Napoleon Bonaparte memaksa para Ksatria keluar dari Malta pada invasi Prancis tahun 1798, dan saat ini ordo ini berkantor pusat di Roma.
Daniel de Petri Testaferrata, Presiden Ordo yang berbasis di Malta, mengatakan bahwa hanya sekitar 100 dari 13.500 ksatria, wanita, dan pendeta yang sekarang tersebar di seluruh dunia yang tinggal di kepulauan Malta.
Paspor pertama dikeluarkan oleh Ordo Malta pada tahun 1300-an ketika para diplomatnya melakukan perjalanan ke negara lain dengan dokumen yang membuktikan peran mereka sebagai duta besar.
Setelah Perang Dunia II, penggunaan paspor diplomatik mengambil karakteristik paspor yang digunakan di negara lain. Saat ini, hanya ada sekitar 500 paspor diplomatik yang beredar dan menjadikannya paspor paling langka di dunia.
Dokumen yang sangat eksklusif
Paspor merah tua ordo ini (mungkin sebagai simbol darah Kristus) diperuntukkan bagi para anggota Dewan Sovereign dan para pemimpin misi diplomatik serta keluarga mereka.
Paspor ini dihiasi dengan tulisan emas yang menyatakan nama organisasi dalam bahasa Prancis, "Ordre Souverain Militaire de Malte," dan sebuah lambang.
"Ordo ini memberikan paspor kepada para anggota pemerintahan mereka selama masa mandat," kata de Petri Testaferrata.
Paspor Grand Master berlaku untuk jangka waktu terlama karena mereka dipilih selama 10 tahun, dapat menjabat selama dua periode, dan harus pensiun pada usia 85 tahun.
Paspor lainnya berlaku selama empat tahun dan hanya digunakan untuk misi diplomatik. Paspor ini memiliki 44 halaman yang ditandai dengan tanda air dengan lambang salib Malta tanpa banyak hiasan, tidak ada gambar atau kutipan.
Menurut De Petri Testaferrata, dua pertiga anggota Schengen mengakui paspor diplomatik dan ordo ini bekerja sama dengan banyak negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal seperti Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Kami menyediakan pasokan medis dan kemanusiaan yang cepat bagi para korban konflik atau bencana alam. Kami mengelola rumah sakit, korps ambulans, pusat kesehatan, panti jompo dan penyandang cacat, dapur umum, dan pos pertolongan pertama," jelas de Petri Testaferrata. (*)