Gubernur Riau Sebut Cuma 5 Persen Anak Riau di PHR, Tapi PHR Bantah Katanya 70 Persen: Siapa yang Bohong?
SabangMerauke News, Pekanbaru - Silang pendapat dan data soal jumlah anak-anak Riau yang bekerja di PT Pertamina Hulu Riau (PHR) kian tajam. Terjadi ketimpangan klaim angka yang begitu kontras soal jumlah tenaga kerja anak Riau versi Pemprov Riau dan PT PHR sebagai operator baru Blok Rokan.
Sebelumnya pada Rabu (2/2/2022) lalu, Gubernur Riau Syamsuar menyebut cuma 5 persen anak Riau yang bekerja di PT Pertamina Hulu (PHR). Hal tersebut disampaikan Syamsuar saat berpidato di Universitas Pertamina.
BERITA TERKAIT: Miris Cuma 5 Persen Anak Riau di Pertamina Hulu Rokan, Syamsuar: Kami Tak Mau Jadi Penonton!
"Pertamina seharusnya tidak hanya menjadikan Riau sebagai obyek untuk mencari keuntungan. Kami tentu tidak mau jadi penonton di kampung sendiri. Anak-anak Riau sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bangsa ini juga harus menjadi subyek pembangunan," kata Syamsuar dalam pidatonya saat itu.
BERITA TERKAIT: Kritik Keras Syarat Lamaran Kerja Blok Rokan, Ketum LAMR Datuk Syahril: PHR Sama Dengan Chevron Jilid 2!
Geger soal tenaga kerja di Blok Rokan kembali dikritik oleh Ketua Umum DPH Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Syahril Abubakar, Rabu (23/2/2022) kemarin. Syahril menyoal syarat rekrutmen tenaga kerja oleh PHR yang mengharuskan kriteria adanya pengalaman kerja 3-5 tahun. Pekan lalu, PHR memang membuka rekrutmen tenaga kerja pada sejumlah posisi yang massif disebar lewat pemberitaan media di Riau, termasuk media sosial.
Menurut Syahril, syarat tersebut mustahil akan bisa dipenuhi anak-anak Riau karena memang sejak puluhan tahun Blok Rokan dikelola Chevron, anak-anak Riau sangat sedikit diterima bekerja di Blok Rokan. Sehingga syarat pengalaman kerja itu akan sangat memberatkan.
Ia menyebut, pola rekrutmen PHR sama saja dengan yang dilakukan PT Chevron saat menguasai Blok Rokan. Syahril geram dan menyebut kalau PHR masih bermental sama seperti Chevron.
BERITA TERKAIT: Menagih 'Janji Manis' Blok Rokan Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi: PHR atau PHP?
"PHR ini seperti Chevron jilid II," protes Syahril yang juga menyebut angka 5 persen anak Riau bekerja di PHR.
Manajemen PT PHR lantas membalas pernyataan Datuk Seri Syahril tersebut. Lewat keterangan tertulis yang diterima oleh SabangMerauke News, Rabu siang kemarin, PT PHR memunculkan angka baru soal persentase tenaga kerja di anak perusahaan Pertamina tersebut.
PHR mengklaim ada sebanyak 25 ribu pekerja yang terlibat di dalam Blok Rokan. Para pekerja dikelompokkan dalam dua jenis, yakni pekerja tetap PT PHR dan pekerja perusahaan mitra kerja PHR.
PHR mengklaim, dari sebanyak 2.700 orang pekerja tetap PT PHR, sekitar 70 persen di antaranya memiliki KTP Riau. Menurut PHR, berdasarkan peraturan daerah (perda) di Riau, mereka sudah disebut sebagai tenaga kerja lokal.
Sementara, dari sebanyak 22 ribu tenaga kerja perusahaan mitra, PHR menyebut angka yang jauh lebih besar, yakni 85 persen merupakan tenaga kerja lokal.
"PHR memberi kesempatan luas bagi putra-putri terbaik Riau untuk berkontribusi terhadap pengembangan wilayah kerja lokal. Sebagai perusahaan nasional, PHR tentu membutuhkan dukungan talenta terbaik dan profesional agar kekayaan migas ini menjadi berkah yang mensejahterakan bagi masyarakat sekitar dan bangsa Indonesia," kata Pjs VP Corporate Affairs PHR wilayah kerja Rokan, Rudi Arief dalam keterangan tertulisnya.
Beda angka dan cara tafsir soal tenaga kerja lokal dan tenaga kerja anak Riau ini masih membuat publik bingung. Mana yang benar dan siapa yang bohong? (*)