10 Fakta Kobra Hitam, Sering Masuk Rumah Saat Musim Hujan
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kobra hitam (black spitting cobra) merupakan spesies ular misterius yang telah menarik perhatian para penggemar hewan dan peneliti.
Ditemukan terutama di Afrika sub-Sahara, ular berbisa mematikan ini dikenal karena mekanisme pertahanan uniknya dalam meludahkan racun ke lawan, termasuk manusia.
Pada artikel ini, kita akan membahas kobra hitam dan mengungkap beberapa fakta menarik tentang reptil ini.
Dari ciri fisik dan habitatnya hingga racun dan kebiasaan makannya, kita akan mendalami berbagai aspek kehidupan ular ini.
Ular jenis ini kerap bermunculan saat musim hujan tiba, sehingga patut diwaspadai keberadaannya jangan sampai masuk rumah. Berikut 10 fakta ular kobra hitam seperti dikutip dari laman facts.net.
1. Makanan dan kebiasaan
Kobra hitam memakan mamalia kecil, burung, katak, dan reptil lainnya. Mereka adalah pemburu yang terampil dan menggunakan racunnya untuk melumpuhkan mangsanya sebelum menelannya utuh. Ini adalah strategi yang efektif yang membantu mereka mendapatkan makanan dengan cepat dan efisien.
2. Panjang dan ukuran
Rata-rata, kobra hitam dewasa memiliki panjang sekitar 4 hingga 5 kaki atau 1,2 - 1,5 meter, meskipun dalam beberapa kasus bisa mencapai hingga 7 kaki (2,1 meter).
Mereka memiliki tubuh yang ramping dan otot yang kuat, memungkinkan mereka bergerak dengan cepat dan menyerang dengan tepat. Kobra hitam memiliki ukuran yang cukup imposan untuk seorang ular berbisa.
3. Habitat dan tampilan
Kobra hitam, yang secara ilmiah dikenal sebagai Naja nigricollis, adalah ular asli Afrika yang sangat berbisa. Ciri khasnya adalah warna hitamnya yang halus dan dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk padang rumput, sabana, dan hutan.
Warna hitamnya memberikan perlindungan di habitatnya, memungkinkannya untuk menyamar dan berburu di antara tumbuhan dan vegetasi.
4. Lingkungan dan persebaran
Kobra hitam memiliki jangkauan yang luas di seluruh Afrika, mulai dari Afrika Timur hingga Afrika Barat. Mereka juga dapat ditemukan di negara-negara seperti Kenya, Tanzania, Uganda, Nigeria, dan Afrika Selatan serta wilayah Asia termasuk Indonesia. Dengan habitat yang beragam, spesies ini telah berhasil beradaptasi dengan berbagai lingkungannya.
5. Racun melumpuhkan sistem saraf
Racun dari black spitting cobra terdiri dari campuran berbagai racun kompleks, termasuk neurotoksin dan sitotoksin. Neurotoksin bertanggung jawab atas melumpuhkan sistem saraf, sementara sitotoksin dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Kombinasi zat-zat ini membuat racun kobra penyembur hitam sangat efektif dalam melumpuhkan mangsanya dan mengamankan makanan.
6. Bersifat defensif
Saat merasa terancam, black spitting cobra akan mengangkat tubuh bagian atasnya dari tanah dan melebarkan lehernya, memperlihatkan ciri khas tudungnya.
Perilaku ini berfungsi sebagai sinyal peringatan bagi calon predator bahwa ular tersebut siap untuk bertahan dan menghadapi ancaman.
7. Mampu bertahan lebih 20 tahun
Rata-rata masa hidup black spitting cobra di alam liar adalah sekitar 10 hingga 15 tahun. Namun, beberapa ular yang dipelihara dengan perawatan yang tepat dapat hidup hingga 20 tahun atau lebih.
8. Hasilkan puluhan butir telur
Selama musim kawin, kobra hitam jantan akan bersaing untuk mendapatkan perhatian betina melalui ritual kawin yang rumit.
Setelah kawin, betina akan bertelur sekitar 10 hingga 20 butir, yang kemudian akan diinkubasinya hingga menetas.
9. Menyemburkan racun
Salah satu karakteristik yang paling menarik dari black spitting cobra adalah kemampuannya untuk menyemburkan racun atau bisa.
Saat terancam, ia dapat secara akurat mengarahkan racunnya ke mata calon predator atau ancaman, sehingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan kebutaan sementara.
10. Kemampuan adaptasi yang hebat
Adaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan yang berbeda memungkinkan black spitting cobra untuk berkembang di berbagai habitat di seluruh Afrika dan Asia. Ular ini mampu menahan suhu panas dan dingin yang ekstrem sekalipun. (*)