Heboh Pejabat Indonesia Terima Suap Perusahaan Jerman, Rocky Gerung: Politik Kita Kotor, Mudah Dimanfaatkan!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pejabat Pemerintah Indonesia terseret dalam kasus korupsi internasional yang dilakukan raksasa software SAP asal Jerman. Hal ini diungkap Departemen Kehakiman AS (DOJ) dalam laman resminya.
Menanggapi kasus ini, pengamat politik terkemuka, Rocky Gerung, mengeluarkan kritikan tajam terhadap pejabat Indonesia.
Dalam unggahan terbarunya di kanal YouTube resminya, Rocky Gerung mengaitkan kejadian memalukan ini dengan perubahan global dalam etika bisnis.
Menurut Rocky Gerung, diskusi tentang kesehatan bisnis, etika berbisnis, dan panduan global sudah lama ada dalam pembicaraan dunia sejak satu dekade lalu.
Dia menekankan, bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Amerika dan melakukan manipulasi di negara lain dapat dikenai sanksi, termasuk perusahaan Jerman yang terlibat.
Rocky Gerung menyatakan, bahwa Indonesia seharusnya sudah peka terhadap isu-isu ini, mengingat diskusi serupa telah ada dua dekade lalu. Namun, dia menyoroti bahwa masalah korupsi di Indonesia menjadi rawan eksploitasi oleh perusahaan-perusahaan yang masih cenderung untuk menyogok dan mengambil keuntungan.
"Politik Indonesia yang kotor telah menciptakan lingkungan yang mudah dimanfaatkan oleh perusahaan asing. Ini adalah hasil dari kegagalan pemerintahan dalam menerapkan etika baru dalam politik dan sistem ekonomi global," ujar Rocky Gerung.
Pengamat politik tersebut juga merinci bahwa dunia sedang berubah dari era ketamakan menuju solidaritas manusia berdasarkan etika lingkungan dan keadilan sosial.
Dia melihat skandal ini sebagai bagian dari upaya global untuk mengembalikan bisnis ke proporsi yang lebih sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Rocky Gerung juga menyoroti bahwa Indonesia, dengan indeks korupsi yang rendah, dapat menjadi kurang menarik bagi investor asing.
Dia mengkritik pemerintahan Jokowi yang dinilainya gagal mencegah korupsi dan mengemukakan bahwa hal ini dapat memengaruhi kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Dalam konteks ini, Rocky Gerung menyebutkan bahwa hasil laporan dari PPATK yang menyebutkan persentase dana PSN yang masuk ke kantong politisi dan ASN.
Hal ini menjadi kritikan terhadap kegagalan pemerintahan dalam mengelola aset negara dengan baik.
"Sri Mulyani, sebagai Menteri Keuangan, juga diuji dengan kasus-kasus seperti ini. Bagaimana dia mempertanggungjawabkan bahwa pemerintah tidak mampu mencegah korupsi yang merajalela?" ujar Rocky Gerung.
Dengan skandal ini, Rocky Gerung berharap bahwa masyarakat, terutama generasi muda, akan semakin sadar akan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar mengutamakan etika dan integritas. (*)