Waduh! 3,8 Persen Masyarakat Indonesia Alami Sakit Ginjal Kronis Menurut Data Kemenkes, Kok Bisa?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menemukan bahwa lebih dari 700 ribu masyarakat Indonesia atau sekitar hampir empat persen mengalami penyakit ginjal kronis.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI pada 2018, sebanyak 739.208 orang atau sekitar 3,8 persen masyarakat di Indonesia mengalami penyakit ginjal kronis. Prevalensi ini meningkat dari data Riskesdas pada 2013 yang "hanya" dua persen.
Menurut data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Global Burden of Disease (GBD) 2019, penyakit ginjal kronis masuk ke dalam 10 besar penyakit dengan kematian tertinggi di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Dr. Eva Susanti, mengungkapkan bahwa angka kematian akibat penyakit ginjal kronis di Indonesia mencapai lebih dari 42 ribu jiwa.
Menurut Dr. Eva, Kalimantan Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Jawa Barat, dan Maluku. Kemudian diikuti DKI Jakarta, Bali, dan DI Yogyakarta adalah provinsi dengan prevalensi penyakit ginjal kronis tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan kriteria usia, penderita penyakit ginjal kronis didominasi oleh masyarakat berusia 65 hingga 74 tahun, yakni sebanyak 8,23 permil; usia 75 tahun ke atas (7,48 permil); usia 55 hingga 64 tahun (7,21 permil); dan usia 45 hingga 54 tahun (5,64 permil).
"Indonesia saat ini menghadapi bonus demografi, justru pada umur 35 mulai menampakkan orang dengan usia produktif terjadi penyakit ginjal kronis. Ini harus kita waspadai," kata Dr. Eva dalam konferensi pers daring, Selasa (16/1/2024).
Sebenarnya, apa itu penyakit ginjal kronis?
Penyakit ginjal kronis adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan, baik secara struktural maupun fungsional, yang sudah terjadi lebih dari tiga bulan. Penyakit ini ditandai dengan kondisi yang progresif atau semakin lama semakin memburuk meskipun telah mengonsumsi obat.
Selain menyebabkan penumpukan cairan, elektrolit, dan limbah, penyakit ginjal kronis juga dapat memicu gangguan di dalam tubuh.
Umumnya, gejala penyakit ginjal kronis dapat lebih dirasakan ketika fungsi ginjal semakin memburuk. Jika memasuki tahap lanjut dan tidak segera ditangani, seperti dengan cuci darah, penyakit gagal ginjal kronis dapat berakibat fatal.
Menurut Kemenkes RI, ada sejumlah faktor yang menyebabkan penyakit ginjal kronis, yakni diabetes tipe 2, hipertensi, radang ginjal, narkoba, konsumsi pereda nyeri, riwayat keluarga, kelahiran prematur, trauma di daerah abdomen, hingga jenis penyakit tertentu.
"Faktor risiko ginjal kronis yang dapat diubah dengan cara menghindari pola makan tidak sehat, memperbanyak aktivitas fisik, berhenti merokok, dan menghindari obesitas," kata Dr. Eva. (*)