Ini Alasan Paus Fransiskus Tak Batalkan Pemberkatan Nikah Sesama Jenis Meski Dikritik Keras Para Uskup
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Paus Fransiskus mempertahankan keputusan penting yang menyetujui pemberkatan bagi pasangan sesama jenis, dengan menyatakan bahwa orang-orang di Gereja Katolik yang menolak keputusan tersebut telah mengambil “kesimpulan buruk” karena mereka tidak memahaminya.
Dalam sebuah wawancara televisi pada Minggu, 14 Januari 2024, Paus Fransiskus menyampaikan komentar publik pertamanya sejak deklarasi 18 Desember tersebut memicu perdebatan luas di Gereja, dimana para uskup di beberapa negara, khususnya di Afrika, melarang para imam mereka menerapkannya.
“Kadang-kadang keputusan tidak diterima, namun dalam banyak kasus, ketika keputusan tidak diterima, itu karena keputusan tersebut tidak dipahami,” kata Paus Fransiskus ketika menjawab pertanyaan spesifik mengenai deklarasi bulan Desember.
“Bahayanya adalah jika saya tidak menyukai sesuatu dan saya menaruhnya di hati saya, saya menjadi penentang dan langsung mengambil kesimpulan buruk,” katanya saat dihubungi dari kediamannya di Vatikan dalam acara “Che Tempo Che Fa" di Channel 9 Italia.
“Inilah yang terjadi dengan keputusan terbaru tentang berkah bagi semua,” katanya, mengacu pada deklarasi yang dikenal dengan judul Latin Fiducia Supplicans (Supplicating Trust). Itu dikeluarkan oleh departemen doktrin Vatikan dan disetujui olehnya.
Sejak deklarasi awal, Vatikan menyatakan bahwa pemberkatan tersebut tidak berarti persetujuan terhadap hubungan seks sesama jenis dan tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang setara dengan sakramen pernikahan bagi pasangan heteroseksual.
Namun klarifikasi awal bulan ini dari departemen doktrin Vatikan tidak mempengaruhi para uskup di Afrika, di mana di beberapa negara aktivitas sesama jenis dapat mengakibatkan hukuman penjara atau bahkan hukuman mati.
Mereka mengeluarkan surat pekan lalu yang mengatakan bahwa deklarasi pada bulan Desember tersebut telah menimbulkan “keresahan di benak banyak orang” dan tidak dapat diterapkan karena konteks budaya benua tersebut.
Beberapa uskup di Perancis mengatakan kepada para imam mereka bahwa mereka dapat memberkati individu gay, namun tidak untuk pasangan.
Gereja mengajarkan bahwa seks sesama jenis adalah dosa dan orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis harus berusaha untuk tetap suci dan Paus tampaknya menyinggung hal ini sebagai tanggapannya.
“Tuhan memberkati semua orang,” kata Paus Fransiskus. “Tetapi kemudian masyarakat harus berdialog dengan berkat Tuhan dan melihat jalan yang Tuhan berikan. Kita (Gereja) harus menggandeng tangan mereka dan memimpin mereka di sepanjang jalan itu dan tidak mengutuk mereka sejak awal."
Sejak terpilih pada 2013, Paus Fransiskus telah berusaha membuat Gereja, dengan 1,35 miliar anggotanya, lebih ramah terhadap kelompok LGBT, tanpa mengubah doktrin moral. (*)