8 Buron Indonesia Paling Dicari Interpol, Mulai Kasus Narkoba Sampai Penyelundupan Senjata Api
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Penegak hukum masih memiliki tugas berat, pasalnya ada sejumlah buronan kelas kakak yang hingga kini belum tertangkap.
Daftar red notice interpol asal Indonesia tercatat sebanyak 8 orang. Mereka yang berada dalam status buronan itu memiliki beragam kasus mulai dari gembong narkoba kelas kakap hingga penipuan.
Adapun, red notice merupakan permintaan kepada penegak hukum di seluruh dunia untuk mencari dan menangkap seseorang sembari menunggu ekstradisi, penyerahan diri, atau tindakan hukum serupa.
Dari 6826 red notice yang ada, hanya ada delapan orang berkebangsaan Indonesia, di antaranya :
1. Fredy Pratama
Fredy Pratama merupakan gembong narkoba asal Indonesia. Kasus pengungkapannya terjadi pada awal September 2023. Saat itu, jumlah aset yang disita oleh Bareskrim pada pengungkapan tersebut mencapai Rp10,5 triliun.
Dengan jumlah temuan itu, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Mukti Juharsa mengatakan bahwa nama sandi untuk operasi pengungkapan sindikat bisnis narkoba atas jaringan Fredy Pratama ini dengan "Escobar".
“Ini (Escobar) sandinya, karena terbesar diungkap," kata Mukti.
Berdasarkan catatan dari Kepolisian, pria kelahiran Banjarmasin itu memiliki beberapa nama julukan seperti The Secret, Cassanova, Air Bag dan Mojopahit. Dia sudah menjadi bandar narkoba pada 2009 dan belum pernah tertangkap.
Dengan demikian, Polri bekerjasama dengan aparat penegak hukum lintas negara. Operasi dan investigasi gabungan ini dilakukan oleh Bareskrim dengan instansi terkait lainnya dan pihak luar negeri, misalnya Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Department, Royal Thai Police, hingga US-DEA.
Dalam memuluskan bisnisnya, Fredy disebut menyelundupkan narkoba dari kawasan Segitiga Emas Asean menggunakan kemasan teh china yang kemudian dikirim ke Malaysia dan Indonesia.
Hingga kini, Fredy Pratama disebut Bareskrim Polri masih berada di Thailand. Hal itu beralasan karena, Mukti menuturkan bahwa keberadaan Fredy didukung oleh mertuanya yang juga menjadi kartel narkoba di Thailand.
2. Evelina Pietruschka dan Manfred Pietruschka
Pada Selasa (2/8/2022) Bareskrim Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan dan pemalsuan data pemegang polis asuransi PT Wanaartha Life.
Dua dari tersangka kasus Wanaartha yaitu sepasang suami-istri, Evelina Pietruschka dan Manfred Pietruschka.
Sebagaimana diketahui, keduannya merupakan pemegang jabatan tinggi di PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau Wanaartha Life (PT WAL).
Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis, seperti tersangka MA dikenakan Pasal 74 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 75, Pasal 78, Pasal 76 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, Pasal 374 KUHP dan 345 tentang TPPU.
Dirtipideksus Pol Whisnu Hermawan mengatakan bahwa pihaknya masih menelusuri keberadaan dan status kewarganegaraan dari Manfred maupun Evelina.
“Untuk status kepindahan kewarganegaraan (Evelina Pietruschka) masih dikoordinasikan kepada pihak yang terkait untuk memastikan status kewarganegaraannya,” kata Whisnu belum lama ini.
3. Mendomba Randy
Tidak banyak informasi mengenai Mendomba Randy. Mengacu pada web Interpol, dia terjerat dalam kasus penyelundupan senjata api. Pria kelahiran Filipina berkebangsaan Indonesia ini lahir pada (9/4/1976).
Dia kini menjadi buronan Indonesia. Adapun, ciri-ciri Mendomba memiliki tinggi hingga 1,7 meter, memiliki rambut dan mata berwarna hitam.
4. Edo Kurniawan
Wakil presiden Wirecard Asia untuk pengendalian dan keuangan internasional Edo Kurniawan melarikan diri dari Singapura dan menjadi buronan.
Edo dan dua bawahannya di Wirecard Asia melakukan persengkongkolan untuk menggelapkan dana perusahaan.
Kedua bawahannya itu adalah WNI dan penduduk tetap Singapura, James Aga Wardhana dan mantan kepala keuangan Wirecard Asia, Chai Ai Lim, warga negara Singapura.
Adapun James telah ditangkap dan dijatuhi hukuman bui bersama koleganya bernama Chai Ai Lim di Singapura. Secara total, Wirecard Asia mencatatkan kerugian senilai 123.070 dolar Singapura.
5. Richard Jude Daschbach
Richard Jude Daschbach, mantan pendeta yang dituduh melakukan hubungan seksual terlarang dengan korban di bawah umur di Timor Leste setidaknya sejak 2013.
Menurut dokumen pengadilan, Daschbach mengoperasikan “rumah penampungan” untuk anak-anak di Timor Leste.
Para korban mengungkapkan bahwa Daschbach melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak yang tinggal di rumah penampungan.
Kemudian, Daschbach dipecat oleh gereja Katolik setelah beberapa korban mengungkapkan pelecehan tersebut kepada gereja. Daschbach saat ini menghadapi dakwaan terkait eksploitasi seksual anak di Timor Leste.
Selain itu, pada 2019, dewan juri di Distrik Utara California mengembalikan dakwaan terhadap Daschbach atas penipuan yang berhubungan dengan dugaan penggelapan dana untuk rumah penampungan. Pria berkebangsaan Amerika-Indonesia ini tengah dicari oleh Amerika Serikat.
6. Sofyan Iskandar Nugroho
Dalam situs interpol, Sofyan dicari karena dituduh melakukan pencabulan terhadap anak di bawah 14 tahun.
Pria kelahiran Semarang (4/4/1968) itu, kini menjadi buronan Amerika Serikat. Adapun, ciri khusus yang dimiliki Sofyan adalah memiliki tahi lalat di pipi kanannya, tinggi badan 1,7 meter warna mata coklat dan rambut hitam.
7. Djatmiko Febri Irwansyah
Seperti halnya Mendomba, tidak banyak juga informasi dari Djatmiko. Bahkan, tempat kelahiran Djatmiko tidak tercantum dalam situs Interpol.
Meskipun begitu, pria kelahiran 1982 menjadi buronan karena diduga membunuh seorang warga Singapura Dexmon Chua Yizhi pada 2014. Dengan begitu kini dia menjadi buronan warga Singapura.