Mahfud MD: Saya Mantan Menhan Juga, Mana Informasi Pertahanan yang Dirahasiakan?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menanggapi pernyataan Capres nomor urut Prabowo Subianto yang menyebut data pertahanan bersifat rahasia.
Mahfud mengatakan, dirinya merupakan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) sehingga tahu mana data di bidang pertahanan yang bisa diungkapkan ke publik dan yang tidak.
"Dari yang kemarin, yang harus dirahasiakan pertanyaannya itu, kalau saya ya, kan saya mantan Menhan juga. Mana yang rahasia? Saya tahu mana undang-undang (UU) yang (soal) rahasia (data negara)," ujar Mahfud di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/1/2024).
"Endak ada dari pertanyaan (Anies dan Ganjar) itu yang harus (dijawab dengan) mengungkap rahasia negara. Itu (jawaban) bisa dibuka di publik karena bukan soal strategi pertahanan. Itu kan soal alutsista. Engga bisa dibicarakan di ruang tertutup. Kalau di ruang tertutup namanya rembugan, bukan debat," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga merespons penilaian Presiden Joko Widodo terkait jalannya debat ketiga pilpres yang sarat dengan pertanyaan dengan motif serangan personal.
Menurut Mahfud, dia tidak sependapat dengan penilaian Presiden.
“Ya mungkin kalau penilaian presiden. Kalau (menurut) saya sih enggak," tuturnya.
Untuk diketahui, Mahfud MD merupakan Menhan RI di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Ia menjadi Menhan pada 2000-2001 menggantikan Menhan sebelumnya yakni Marsilam Simanjuntak.
Sebagaimana diberitakan, Capres nomor Urut 3, Ganjar Pranowo mencecar Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait penurunan indeks pertahanan Indonesia saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024) lalu. Apalagi, saat ini Prabowo masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Ganjar pun mengungkapkan penurunan indeks pertahanan Indonesia dimulai Global Based Index yang bersumber Institute for Economics and Peace.
Tidak hanya itu, Ganjar juga mencecar Prabowo terkait minimum essential forces (MEF) diperlukan untuk mewujudkan kekuatan pertahanan negara yang ideal yang tidak mencapai target. (*)