Masih Bergantung ke Daerah Lain, Sektor Pangan Jadi Fokus Pembangunan Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution mengungkapkan hingga saat ini wilayahnya masih bergantung pada daerah lain dalam memenuhi pangan masyarakatnya.
Maka dari itu, Edy Natar ingin pembangunan di Provinsi Riau fokus pada sektor pertanian. Ia melihat saat ini ketahanan pangan di negeri Melayu itu, baru tercukupi 25 persen, sementara 75 persen dipenuhi dari daerah luar.
"Dari 6,7 juta jiwa penduduk Riau, kemampuan kita untuk menyiapkan ketahanan pangan secara internal itu hanya 25 persen, inipun cenderung kurang. Artinya, pangan utama kita (beras, jangung, dan lainnya) hanya mampu kita siapkan kurang dari 25 persen. Sementara, 75 persen lainnya itu, kita sangat tergantung dari daerah lain, seperti Sumbar, Sumut, Jawa, dan berbagai daerah lainnya," jelas Edy Natar saat memimpin apel di Halaman Kantor Gubernur Riau, Selasa (2/1/2024).
Melihat situasi global saat ini, baik itu perang Ukraina dan Rusia, lalu Israel dan Palestina, maupun permasalahan global lainnya, Edy Natar khawatir hal tersebut akan menyebabkan krisis pangan di dunia. Sementara, Riau belum memiliki persiapan yang cukup.
Untuk mengatasi hal itu, Edy Natar bertekad akan memulai pembangunan Riau ke depannya dari sektor pertanian. Sehingga, jika pangan tercukupi, ia yakin sektor lainnya juga akan berjalan sesuai harapan.
"Kita tidak bisa membayangkan kalau suatu saat dengan situasi yang tidak jelas seperti ini, kemudian terjadi krisis pangan dunia. Kemudian, merembet menjadi krisis pangan di berbagai tempat, itulah sebabnya kita harus mengantisipasi jauh-jauh hari," imbuhnya.
Dihadapan seluruh pejabat dan staf di OPD lingkungan Pemprov Riau, Gubri Edy Natar menyampaikan, bahwa jika ingin memajukan Riau, hal pertama yang harus diperhatikan yakni memastikan seluruh masyarakat Riau terpenuhi pangannya. Ini nantinya akan dirangkai dalam beberapa konsep pembangunan Riau kedepan.
"Karena jika pangan sudah terpenuhi atau perut masyarakat sudah terisi, barulah bisa kita ajak untuk produktif," imbuhnya.
Selanjutnya, konsep kedua yakni layanan kesehatan terpenuhi. Ini dibuktikan dengan memberikan akses kemudahan dalam memperoleh layanan kesehatan bagi masyarakat Riau melalui kerjasama dengan pemerintah kota/kabupaten agar terwujud masyarakat yang sehat.
Ketiga, rumah layak huni bagi masyarakat tidak mampu. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan pendidikan dan pelatihan, agar terciptanya masyarakat yang produktif dan berdaya saing.
"Setelah masyarakat kenyang (pangan terpenuhi), badannya sehat (mendapatkan akses kesehatan), dan pikirannya tenang, maka baru bisa diajak untuk produktif melalui pendidikan atau pelatihan. Kalau ini dilakukan dengan baik, maka Riau bisa menyiapkan masyarakat yang siap bersaing," jelas Edy Natar.
Keempat dan seterusnya, menyediakan lapangan pekerjaan dan ekonomi kerakyatan, infrastruktur untuk kemajuan ekonomi, serta kehidupan masyarakat melayu yang agamis. (*)