Skandal Manipulasi Tes Tabrak, Kerugian Daihatsu Capai Rp10,8 Triliun
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Skandal manipulasi tes tabrak yang dilakukan oleh Daihatsu berdampak secara global. Bahkan, kerugiannya ditaksir mencapai 100 miliar yen atau sekitar Rp 10,8 triliun.
Daihatsu sudah mengumumkan untuk menahan pengiriman mobilnya ke negara mana pun. Kondisi ini membuat Toyota Motor menghadapi penutupan pabrik dan kompensasi kepada para pemasok
Produsen mobil ini telah menghentikan semua produksi di Jepang tanpa jadwal untuk memulai kembali. Meskipun, sebagian besar pengiriman di Indonesia dan Malaysia telah dilanjutkan.
Selain kehilangan penjualan, Daihatsu akan bernegosiasi secara individual dengan para pemasok untuk memberikan kompensasi kepada mereka atas hilangnya pendapatan akibat penghentian produksi.
Selain itu, Daihatsu juga sedang mempertimbangkan bantuan untuk diler-diler kecil yang tidak dapat menjual mobil-mobil Daihatsu yang baru.
Kompensasi ini diperkirakan akan memakan biaya yang besar. Daihatsu juga harus mengeluarkan biaya untuk investigasi dan tes keselamatan tambahan.
"Tergantung pada skala kompensasi, kerugian Daihatsu dapat mencapai 100 miliar yen atau lebih," kata Seiji Sugiura, di Tokai Tokyo Research Institute, dikutip dari Asia.nikkei.com, Jumat (29/12/2023).
Daihatsu melaporkan laba operasional konsolidasi sebesar 141,8 miliar yen dan laba bersih 102,2 miliar yen pada tahun fiskal 2022. Jika dampak dari skandal ini mendorong laba konsolidasi ke zona merah, maka itu akan menandai kerugian pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir.
Skandal serupa dialami Hino Motors yang ketahuan memalsukan data emisi dan efisiensi bahan bakar. Hino Motors melaporkan kerugian bersih sebesar 117,6 miliar yen pada tahun fiskal lalu setelah skandal ditemukan.
Mitsubishi Motors mencatat kerugian bersih sebesar 198,5 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2017 di tengah pengungkapan data penghematan bahan bakar palsu.
Daihatsu membuat kendaraan di Jepang dan di luar negeri untuk Toyota, Subaru dan Mazda Motor. Perusahaan ini memainkan peran penting dalam strategi Toyota untuk mobil kecil di Jepang dan mobil kompak di pasar negara berkembang. (*)