Begini Awal Mula Tradisi Pohon Natal, Awalnya Disebut Pemujaan untuk Dewa Ra Mesir Kuno
SABANGMERAUKE NEWS - Sejarah pohon Natal berkaitan erat dengan perayaan Hari Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember. Natal merupakan hari besar keagamaan yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia.
Pohon Natal (christmas tree) beserta dekorasinya termasuk bagian penting dari perayaan Natal setiap tahunnya.
Dilansir situs ABC News, pohon Natal adalah pohon cemara hijau atau pinus yang dihias dengan lampu dan berbagai ornamen untuk meramaikan perayaan Natal setiap 25 Desember. Selain hiasan, biasanya tumpukan kado juga diletakkan di dekat pohon Natal
Berdasarkan perkembangannya, pohon Natal terbagi menjadi pohon Natal tradisional dan pohon Natal modern. Pohon Natal tradisional yang merupakan pohon cemara digunakan oleh orang Romawi awal untuk menghiasi kuil mereka pada festival Saturnalia.
Sementara itu, orang Mesir kuno menggunakan pohon palem hijau sebagai bagian dari pemujaan dewa Ra. Pohon cemara dan karangan bunga juga digunakan oleh orang Mesir kuno, China, dan Ibrani untuk melambangkan kehidupan abadi.
Pohon Natal Modern
Pohon Natal modern muncul di Jerman Barat selama abad ke-16. Saat itu, orang Kristen membawa pohon ke rumah mereka dan menghiasinya dengan roti jahe, kacang, dan apel.
Pada abad ke-17, hiasan pohon Natal semakin beragam dengan tambahan hiasan daun emas di atasnya dan dekorasi kertas dengan lilin. Pohon Natal juga mulai digunakan di festival dan istana kerajaan besar.
Kebiasaan tersebut menjadi populer di kalangan bangsawan dan menyebar ke istana kerajaan di seluruh Eropa pada awal abad ke-19. Saat orang Jerman beremigrasi ke belahan dunia lain, tradisi itu juga menyebar ke seluruh dunia.
Dikutip dari situs Britannica, Ratu Victoria dan Pangeran Albert dari Inggris mempopulerkan pohon Natal pada tahun 1840-an dan 1850-an. Semenjak saat itu, setiap rumah Inggris memiliki pohon Natal yang dihiasi dengan dekorasi, lilin, dan permen.
Pada tahun 1846, terbitlah sketsa Ratu Victoria dan Pangeran Albert yang dibuat oleh Illustrated London News. Dalam sketsa tersebut, Ratu Victoria dan Pangeran Albert berdiri bersama anak-anak mereka di sekitar pohon Natal.
Tidak seperti keluarga kerajaan sebelumnya, Ratu Victoria sangat populer di kalangan rakyatnya dan apa yang dilakukan di istana segera menjadi tren. Kemudian, tren pohon Natal tidak hanya berlaku di Inggris, tetapi juga menyebar ke masyarakat Amerika Pantai Timur.
Pada tahun 1830-an, pemukim Jerman yang tinggal di Pennsylvania, Amerika Serikat mulai memperkenalkan pohon natal. Namun, hingga tahun 1840-an, pohon Natal dipandang sebagai simbol pagan dan tidak diterima oleh kebanyakan orang Amerika.
Semenjak populer di Inggris, orang Amerika mulai mengadopsi pohon Natal sebagai bagian penting dalam perayaan Natal. Berbagai ornamen Natal berdatangan dari Jerman dan popularitas pohon Natal meningkat di sekitar Amerika Serikat.
Tradisi Pohon Natal
Kini, pohon Natal menjadi bagian penting dari perayaan Natal di seluruh dunia. Pohon Natal pun tersedia dalam ukuran kecil, sedang, dan besar yang menjulang tinggi ke langit.
Berbagai ornamen diletakkan pada pohon Natal untuk meramaikan Natal. Hiasan lampu juga menjadikan pohon Natal bersinar selama perayaan Natal. (*)