Heboh Presma dan Ketum DPM Unri Diduga Jadi Relawan Caleg Parpol, Gubernur Mahasiswa FISIP: Menjilat Demi Kelancaran Pergerakan!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Riau (Unri) Khoirul Basar, Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Wawan Riswanda dan 4 Menteri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) diminta mundur dari jabatan mereka. Pasalnya, mereka diduga berafiliasi dengan salah satu relawan caleg partai politik (Parpol).
Hal ini diungkap seorang mahasiswa yang tidak diketahui identitasnya membagikan sebuah foto dengan memperlihatkan Khoirul Basar, Wawan Riswanda, 4 Menteri BEM serta Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lancang Kuning, Riki Syahputra.
Foto yang diunggah di akun resmi Garda Muda Syamsuar tersebut lantas menuai protes dari Gubernur Mahasiswa (Gubma) Unri dan beberapa mahasiswa.
Gubma Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unri Ahmad Alfiansyah menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, Khoirul Basar dan Wawan Riswanda telah menyayat moral 1.000 mahasiswa yang tergabung di dalam aksi demontrasi mengeritik keras Syamsuar pada tanggal 7 September lalu, saat Syamsuar masih menjabat Gubernur Riau.
"Menggaungkan independen, menggaungkan pergerakan murni, tapi nyatanya menjilat demi kelancaran pergerakan. Masih ada oprec garda muda nya? Infokan lah di Ig BEM Unri!!," ucap Ahmad Alfiansyah.
Hal yang sama juga dikatakan Gubma Fakultas Pertanian Unri Khariq Anhar. Menurutnya, bahwa sudah sepatutnya Presma dimakzulkan.
"Menggadaikan pergerakan demi kepentingan pribadi, kami butuh pengakuan bukan hanya sekedar klarifikasi kosong semata, buktinya sudah jelas," ujar Khairiq Anhar.
Senada, salah satu mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unri mengatakan, dengan perilaku Presma yang diduga menggadaikan pergerakan mahasiswa, kemungkinan di tahun depan tidak akan ada lagi mahasiswa yang mau turun ke jalan.
“Aksi Gubri berikutnya paling 100 orang cuman (kalau memang ada) ngeliat pergerakan Unri sudah digadaikan seperti ini. Untuk ke depan pergerakan di kampus saja sudah cukup rasanya. Di saat kita mulai bergerak dalam mengkritik pemerintah, pemerintah be like ya, udah ntar aja kita bahas ya, sambil makan siang,” ujarnya dengan nada skeptis. (KB-09)