Viral Pasangan Mendaki Gunung Bawa Balita, Ini Bahayanya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pasangan suami istri yang mengajak sang buah hati mendaki gunung yang diduga masih balita menjadi viral. Banyak masyarakat yang menyayangkan keputusan pasangan tersebut, sebab mendaki gunung adalah aktivitas ekstrim yang dapat membahayakan si kecil.
Menanggapi viral nya konten tersebut, dokter sekaligus ahli epidemiologi dr. Dicky Budiman menyatakan bahwa dirinya tak menyarankan membawa anak yang berusia di bawah dua tahun untuk ikut sang orang tua mendaki gunung. Apalagi jika anak dalam kondisi yang kurang sehat, hal ini akan mendatangkan penyakit pada anak.
“Pastikan anak dalam kondisi yang sehat, kalau anak dibawah dua tahun saya tidak menganjurkan untuk dibawa mendaki. Sebab kondisi alam kita belum banyak yang siap,” kata dr. Dicky ke MNC Portal Indonesia, Minggu (17/12/2023).
Di sisi lain dr. Dicky juga berpesan untuk para orang tua, jangan hanya karena ego orang tua yang sangat ingin mencoba mendaki gunung, sehingga rela membahayakan kesehatan anak.
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk membawa anak traveling mendaki gunung. Dokter Dicky juga menjelaskan apabila si kecil memiliki gangguan saluran nafas, penyakit yang memungkinkan akan terjadi yakni otalgia atau nyeri pada telinga anak.
“Karena yang dominan yang terjadi pada anak ketika mendaki gunung itu otalgia. Otalgia ini gangguan di telinga, apalagi kalau ada infeksi saluran telinga atau nafas, seperti flu yang menyebabkan anak tidak nyaman di telinganya,” katanya.
Lebih lanjut, tidak semua anak-anak mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada sang orang tua. Sehingga hal ini juga perlu menjadi perhatian para orang tua untuk lebih memperhatikan kesiapan sang buah hati khususnya untuk mengikuti kegiatan yang ekstrim seperti mendaki gunung.
Tak hanya pada orang dewasa, dr. Dicky juga mengungkapkan penyakit altitude illness juga memungkinkan terjadi pada anak. Altitude illness merupakan tekanan fisik yang terjadi akibat kurangnya oksigen yang cukup pada daerah dataran tinggi.
“Riset menunjukkan kalau bicara anak, ada penyakit altitude illness atau penyakit yang berkaitan dengan ketinggian. Pada anak masih banyak yang belum jelas karena anak juga belum bisa mendefinisikan apa yang ia rasa. Tetapi ketika diperiksa ada gangguan dalam tubuh,” tuturnya.
Apabila Anda ingin mengajak si kecil untuk ikut mendaki gunung, sebaiknya mempertimbangkan lebih lanjut lokasi yang hendak didaki. Pastikan tidak mendaki gunung yang terlalu tinggi dan tidak memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk membawa anak.
“Asal ada penghangat dan saya tidak menyarankan untuk gunung yang sangat tinggi karena bisa hipotermia juga. Kalau ada apa-apa juga kesulitan, kebanyakan orang Indonesia kan modal nekat itu yang bahaya,” kata dr. Dicky. (*)