Waduh! Kuota Solar Subsidi Jebol Jelang Natal dan Tahun Baru
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Jelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengemukakan kuota solar subsidi akan ditambah pada akhir tahun ini karena melihat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus naik.
Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman, menyatakan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, konsumsi gasoline diproyeksikan naik sekitar 4% pada periode Natal dan Tahun Baru. Sebaliknya gasoil akan turun sekitar 3,6% dan avtur akan naik sekitar 6%.
“Secara umum kondisi stok BBM dalam kondisi aman,” ujarnya, Senin (18/12/2023).
Namun, melihat laju konsumsi BBM Solar Subsidi yang terus meningkat sejak awal tahun ini, sebelumnya PT Pertamina meminta tambahan kuota BBM kepada pemerintah.
Sejalan dengan itu, Saleh mengungkapkan, kuota Solar tahun ini akan naik sekitar 3%-4% dari kuota yang sebesar 17 juta Kilo Liter (KL).
Menurut perhitungan Kontan.co.id, maka tambahan kuota solar di tahun ini akan ditambah sekitar 510.000 KL sampai 680.000 KL.
Saleh mengemukakan, penambahan kuota Solar karena melihat perkembangan terbaru, yakni peningkatan kebutuhan konsumen. Meski demikian, pihaknya bersama dengan Pertamina terus melakukan optimalisasi digitalisasi dalam penyaluran BBM Subsidi.
"Dengan sistem digitalisasi QR Code diharapkan bisa semakin tepat sasaran," tandasnya.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati menjelaskan kenaikan BBM di tahun ini cukup signifikan karena semakin tingginya aktivitas masyarakat pasca Pandemi Covid 19.
Adapun penambahan kuota BBM Solar di akhir tahun ini bertujuan agar tidak terjadi kelangkaan.
"Kami bersama dengan Pertamina mengupayakan supaya kebutuhan masyarakat terpenuhi sampai akhir tahun," ujarnya beberapa waktu lalu.
Erika menambahkan, di tahun depan kuota BBM Solar akan naik menjadi 19 juta KL yang diharapkan tidak dihabiskan semuanya. Dia berharap penggunaan QR Code, pendistribusian lebih tepat sasaran dan menghemat kuota BBM.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menjelaskan, Solar Subsidi mengalami tren pertumbuhan konsumsi di tahun ini.
Berdasarkan realisasi 2022 sebesar 17,5 juta KL diprognosakan konsumsi Solar Subsidi akan naik 12,1% di tahun ini menjadi 19,6 juta KL tanpa adanya upaya pengendalian dan tidak dilaksanakan program Subsidi Tepat BBM.
Namun dengan selesainya program atau proses pendaftaran QR code di Juli 2023 dan mulai berlaku di Agustus 2023, Pertamina berhasil melakukan penghematan dan pengendalian sehingga prognosa yang tadinya 19,6 juta KL menjadi 18,3 juta Kl.
Meski demikian, tetap saja kuota Solar Subsidi di tahun ini tidak cukup. Maka itu, pihaknya mengajukan penyesuaian kota ke Kementerian ESDM.
"Setelah dilakukan perhitungan kembali, dari ke-(Kementerian) ESDM, sudah mengajukan penambahan kuota," ujarnya belum lama ini. (*)