Ternyata 8 Kebijakan Jokowi Ini Bikin Sektor Pariwisata Makin Maju, Kok Bisa?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Tahun Baru 2024 sebentar lagi tiba. Di tengah hiruk pikuk situasi politik saat ini, sektor pariwisata terus menunjukkan pertumbuhan positif pasca Covid-19.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari bagaimana Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tepat sehingga berdampak positif bagi sektor pariwisata.
Paling tidak, ada 8 kebijakan penting yang telah didorong oleh Presiden Jokowi guna memajukan pariwisata Indonesia.
8 Kebijakan Itu Adalah:
1. Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia
Gerakan ini diluncurkan oleh Presiden Jokowi sebagai bentuk seruan untuk mengajak lebih banyak masyarakat berwisata di dalam negeri.
Gerakan ini bertujuan mendongkrak pertumbuhan wisatawan nusantara untuk melakukan perjalanan wisata di destinasi-destinasi wisata di Indonesia.
2. Fokus Pembenahan Destinasi dengan Pembangunan Infrastruktur di 5 DPSP
Pemerintah melakukan pembenahan pada fasilitas infrastruktur pariwisata. Tidak tanggung-tanggung, anggarannya mencapai Rp 6,5 Triliun. Anggaran ini terutama diperuntukkan membangun fasilitas infrastruktur, aksesibilitas dan amenitas di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
3. Kebijakan Tepat Atasi Covid-19 dengan Mengubah Pandemi Jadi Endemi
Keputusan Jokowi untuk mengakhiri masa pandemi pada 21 Juni 2023 adalah langkah yang tepat dan menjadi momentum pemulihan ekonomi, khususnya sektor pariwisata. Kebijakan ini memberikan dampak bagi peningkatan kunjungan wisatawan dan bergeraknya mesin ekonomi masyarakat.
4. Mendorong Pengembangan Pariwisata Halal
Melalui pengembangan pariwisata halal, diharapkan dapat memaksimalkan potensi ekonomi melalui investasi dan perdagangan yang berimbang, terbuka, dan adil.
Pengembangan pariwisata halal berbanding lurus dengan pertumbuhan industri halal dalam negeri. Keseriusan pemerintah dalam mengembangkan wisata halal akan berdampak pada pertumbuhan industri halal di Tanah Air.
Prestasi Indonesia di wisata halal berdasarkan Laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 menempatkan Indonesia peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia, mengalahkan 140 negara lainnya. Prestasi ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi ke-2 dan Malaysia menempati posisi teratas.
5. Percepatan Pembangunan Desa Wisata
Presiden Jokowi memerintahkan kepada para pemimpin di daerah untuk tidak memperlambat pengembangan desa wisata. Dengan berwisata di desa, maka akan berpengaruh kepada belanja rumah tangga dan pergerakan ekonomi lokal.
Untuk mendukung itu, pemerintah telah menunjukkan komitmen pembangunan dengan memberikan dana desa yang sampai tahun 2023 berjumlah Rp 539 triliun untuk 74.800 desa di seluruh Tanah Air.
Melalui distribusi dana desa tersebut, telah terbangun 326.000 kilometer jalan desa, 6.400 embung desa untuk mendukung irigasi, serta 14.000 pasar desa.
6. Peningkatan Kualitas SDM Pariwisata
Perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya di bidang pariwisata menjadi faktor utama transformasi ekonomi.
Pembangunan sarana dukungan pendidikan pariwisata mulai dari SMK-SMK, Poltekpar hingga Perguruan Tinggi ditujukan untuk penyiapan SDM di bidang pariwisata.
Pembangunan sumber daya manusia pariwisata yang unggul telah mampu membuka peluang usaha pariwisata dan lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
7. Memerintahkan Pembentukan Dana Abadi Pariwisata (Tourism Fund)
Presiden Jokowi memerintahkan kepada kementerian terkait guna menghadirkan kebijakan berbentuk dana khusus pariwisata untuk menghadirkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan seperti kegiatan budaya, olahraga dan MICE berkelas internasional.
Kebijakan Tourism Fund di Indonesia akan dibentuk dengan tata kelola yang baik, mengedepankan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas dengan menonjolkan keunggulan budaya dalam negeri.
8. Kebijakan Bebas Visa Kunjungan
Dengan kebijakan ini, diharapkan akan meningkatkan dampak ekonomi, kunjungan wisatawan, meningkatnya jumlah investasi, dan juga menarik kegiatan-kegiatan khususnya ekonomi digital.
Direncanakan ada 20 Negara yang akan diberikan bebas visa kunjungan, seperti Australia, China, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan beberapa negara lain yang merupakan 20 teratas penyumbang wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Selain 8 point kebijakan di atas, akhir tahun 2023 ini diwarnai oleh suasana liburan Natal dan Tahun Baru.
Berbicara tentang potensi ekonomi dan perputaran uang selama liburan Nataru tidak terlepas dari perkiraan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) yang diperkirakan oleh Kemenparekraf mencapai 200 juta hingga 250 juta orang, sehingga jika dikali target pengeluaran wisnus yang diprediksi sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per orang, maka angka itu akan mencapai Rp 250 T.
Hal ini jika terjadi, maka akan terjadi kenaikan yang sangat signifikan sekali dibanding libur Nataru 2022 yang hanya 45 juta pergerakan Wisnus dengan perputaran uang Rp 45 Triliun.
Dengan kenaikan ini menunjukkan bahwa kondisi pariwisata di era pemerintahan presiden Jokowi terus menunjukkan kondisi yang semakin baik. Bisa dikatakan, meskipun saat ini berada di tahun politik, tapi tidak menyurutkan niat bagi para wisatawan untuk berlibur. (*)