Konglomerat Sawit Riau Ini Jadi Orang Paling Tajir Termuda di Indonesia, Kekayaannya Nyaris 4 Kali Lipat APBD Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Muda, berkuasa dan kaya. Predikat ini tampaknya layak disandang oleh Ciliandra Fangiono.
Betapa tidak, di usianya yang baru 47 tahun, Ciliandra sudah menyabet gelar sebagai orang paling kaya termuda dari lebih 270 juta penduduk Indonesia.
Namanya nangkring dalam daftar manusia terkaya versi Forbes yang biasanya dihuni oleh para konglomerat sepuh alias kaum tua usia di atas 60 tahun.
Baru-baru ini Majalah Forbes merilis, jumlah kekayaan Ciliandra menembus angka US$ 2,35 miliar atau setara dengan Rp 36,42 triliun (kurs Rp 15.500).
Ia berada pada papan tengah ranking orang paling kaya di Indonesia, yakni pada urutan ke 24 teratas dari 50 orang paling kaya di Indonesia.
Kekayaan Ciliandra tersebut nyaris menembus 4 kali lipat dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau. Pada tahun 2023, APBD Riau dipatok pada angka Rp 10,1 triliun.
Ciliandra dikenal sebagai CEO sekaligus pemegang saham terbesar korporasi kelapa sawit dengan label First Resources. Perusahaan ini terdaftar di bursa Singapura.
Memang, Ciliandra tak dengan sendirinya bisa menjadi orang terkaya saat ini. Bisa disebut ia mendapat durian runtuh dari warisan bisnis sang ayah bernama Martias alias Pung Kian Hwa.
First Resources memiliki kedekatan historis bisnis dengan label Surya Dumai Grup (SDG) yang dirintis Martias sejak lebih dari dua dekade lalu.
Perusahaan ini berkibar di Riau hingga sampai Pulau Kalimantan. Kebun dan pabrik kelapa sawitnya berserak dan sangat populer di Riau, provinsi berjuluk Bumi Lancang Kuning. Ditaksir, total luasan kebun sawit First Resources bersama afiliasinya menembus 200 ribu hektare.
Dulunya, kelompok Surya Dumai Grup memiliki sejumlah lini bisnis, antara lain usaha di sektor kehutanan yakni pemanfaatan kayu alam dan hutan tanaman industri.
Dari usaha kayu alam ini kemungkinan Surya Dumai Grup terus berkibar sampai saat ini, dan mulai mengalihkan core bisnisnya pada kelapa sawit dan unit-unit bisnis lain.
Ciliandra Fangiono bukan orang kaya baru. Ia sudah menjadi miliarder di usia muda. Pada 2009 silam, ia pertama kali masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada tahun 2009.
Saat itu ia masih berusia sangat muda, yaitu 33 tahun. Kala itu, hartanya sudah mencapai US$ 710 juta atau setara dengan Rp 11 triliun (kurs Rp 15.500).
Sebagian besar harta kekayaan Ciliandra didapatkan setelah keluarganya mengumumkan perusahaan perkebunan kelapa sawitnya pada tahun 2021, yaitu FAP Agri yang dikendalikan oleh kakak perempuannya, Wirastuty.
Kala itu hartanya melonjak dari US$ 1,1 miliar atau setara dengan Rp 17,05 triliun jadi US$ 1,8 miliar atau Rp 27,9 triliun. Sejak saat itu kekayaannya tercatat terus meningkat hingga saat ini mencapai Rp 36 triliun.
Jebolan Cambridge University
Sebelum bergabung di First Resources, Ciliandra sempat bekerja di divisi perbankan investasi Merrill Lynch di Singapura. Tidak dijelaskan secara pasti berapa lama ia bekerja di sana.
Namun pengalaman kerjanya ini menunjukkan kompetensinya di dunia usaha bahkan sebelum mewarisi bisnis keluarga.
Pendidikannya pun tak main-main. Ia merupakan sarjana ekonomi di Cambridge University. Saat menempuh pendidikannya di sana, ia mendapatkan penghargaan Price Waterhouse Book Prize. (*)