Raksasa Sawit Dunia PalmCo Resmi Dikomandoi Dirut PTPN V, Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisarisnya
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Direktur Utama PTP Nusantara V, Jatmiko Santosa resmi diangkat menjadi Direktur Utama Sub Holding PalmCo.
PalmCo merupakan hasil penggabungan PTPN V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV oleh Kementerian BUMN dan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero). PalmCo digadang-gadang bakal menjadi raksasa perusahaan sawit terbesar di dunia dengan luasan kebun mencapai 600 ribu hektare dalam proyeksi 2026 mendatang.
Direktur Utama PalmCo Jatmiko mengatakan, masa awal transisi saat ini akan dimanfaatkan membangun pondasi yang solid guna memastikan seluruh operasional berjalan lancar dan konstruktif.
"Kita fokus pada pembangunan pondasi awal yang solid dan memastikan seluruh operasional tetap dapat berjalan lancar dan konstruktif," katanya dikutip dari Antara, Jumat (8/12/2023).
Berikut susunan direksi dan komisaris PalmCo:
Dewan Direksi:
Jatmiko Santosa: Direktur Utama
Rizal Damanik: Direktur Operasional
Ryanto Wisnuardhy: Direktur Pemasaran dan Komersial
Ugun Untaryo: Direktur Strategi dan Sustainability
Hilda Savitri: Direktur Keuangan.
Suhendri: Direktur SDM dan Teknologi Informasi
Irwan Perangin Angin: Direktur Hubungan Kelembagaan
Dewan Komisaris
Dahlan Harahap: Komisaris Utama
Andi Wibisono: Komisaris Independen
Fauzi Yusuf: Komisaris Independen
Arief Budiono: Anggota Komisaris
Arie Yuriwin: Anggota Komisaris
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani berharap jajaran direksi PalmCo yang telah terbentuk dapat melaksanakan proses transisi serta integrasi, baik itu keuangan, sistem, dan operasional dengan baik.
"Jajaran direksi dan komisaris yang terbentuk ini memiliki pengalaman luar biasa untuk mentransformasi PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farmnya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, penciptaan nilai, termasuk renewable energy yang berkelanjutan,” kata Ghani.
Dua Sub Holding
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi menggabungkan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, menjadi dua Sub Holding, yakni PalmCo dan SupportingCo.
PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV. Sedangkan Subholding SupportingCo dibentuk melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I. Keduanya diresmikan pada Jumat, 1 Desember lalu.
Dengan penggabungan ini, PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600.000 hektare pada 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. Sehingga, mampu meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri.
Bahkan PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton per tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton per tahun atau empat kali lipat di 2026.
Sedangkan, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan merger PTPN Group merupakan salah satu skema yang dijalankan oleh Kementerian BUMN. Salah satu tujuannya, yakni untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan.
“Tentunya, setelah pendandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR (Human Resources), operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kita usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan. Dan setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing-masing,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/12/2023).
Lebih lanjut, Tiko mengatakan PalmCo juga akan didorong menjadi perusahaan yang fokus pada peningkatan hilirisasi produk kelapa sawit. Selain itu, perusahaan juga akan dipusatkan untuk memproduksi biogas, biodiesel sustainable efficient fuel, dan produk lainnya.
“Jadi saya ingin transformasi dari sisi people-nya benar-benar terlihat. Bagaimana transformasi ini bisa menjadilkan PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farmnya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, value creation, termasuk renewable energy yang sustainable,” ucap Tiko.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani mengatakan integrasi PTPN Group melalui pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan wujud nyata strategi korporasi guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Ghani mengatakan integrasi ini akan memperkuat posisi perusahaan karena memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, dimana perusahaan didukung dengan pemanfaatan sumber daya lahan, sumber daya manusia, inovasi teknologi, serta digitalisasi yang unggul.(*)