Malam Pentas Budaya Pengawasan Pemilu 2024 di Kepulauan Meranti Jadi Ajang Edukasi Keberagaman Budaya dan Agama
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H. Asmar melalui Asisten Bidang Administrasi Umum Sudandri menghadiri pembukaan Malam Pentas Budaya Pengawasan Pemilu 2024 yang diselenggarakan Bawaslu Kepulauan Meranti di Taman Cik Puan Selatpanjang, Sabtu (2/12/2023) malam.
Ketua Bawaslu Kepulauan Meranti Syamsurizal menyampaikan perhelatan tersebut merupakan salah satu upaya mengedukasi keberagaman kebudayaan, suku dan agama yang ada dalam menyukseskan Pemilu Damai 2024.
"Kegiatan ini juga sekaligus mendekatkan diri guna memantik partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam pengawasan setiap tahapan Pemilu serentak tahun 2024," ungkapnya.
Sementara itu, Asisten III Sudandri mengatakan Pemkab Kepulauan Meranti menyambut baik atas terlaksananya Malam Pentas Budaya Pengawasan Pemilu 2024.
Menurutnya, kegiatan itu merupakan suatu media edukasi sekaligus sebagai sarana bagi Bawaslu untuk membumikan pengawasan berbasis masyarakat.
"Tujuannya guna membangun kesadaran kolektif antara penyelenggara Pemilu dan masyarakat," tuturnya.
Dia mengatakan selain melakukan pengawasan, Bawaslu juga bisa memberi dan meningkatkan pemahaman serta partisipasi masyarakat untuk menyukseskan Pemilu 2024.
"Mengingat pemilu adalah manifestasi dari kedaulatan rakyat, maka sebagai rakyat tentunya harus ikut terlibat memastikan penyelenggaraan pemilu nantinya benar-benar berjalan demokratis, jujur, adil, bermarwah dan berintegritas," imbuhnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Bambang Suprianto juga telah menghadiri sekaligus menandatangani deklarasi damai dan pelepasan balon pada Pawai Budaya Pengawasan Pemilu Damai 2024 yang turut dihadiri Ketua Banwaslu Provinsi Riau pada Sabtu (2/12/2023) siang.
Kordinator Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Riau, Alnofrizal dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemilu yang berkualitas tentunya tidak terlepas dari peserta Pemilu yang taat aturan.
"Kami juga tidak bekerja berdasarkan kepentingan partai politik tertentu atau kepentingan peserta Pemilu tertentu," ujarnya.
Dia juga mengingatkan kepada penyelenggara Pemilu agar mengikuti aturan yang berlaku sehingga terwujudnya Pemilu yang aman, damai dan berkualitas.
"Karena kalau ada yang bermain-main untuk mempermainkan ketentuan partai politik atau peserta tentu akan hilangnya kepercayaan kepada penyelengara pemilu," pungkasnya.
Sementara itu Koordinator Divisi Pencegahan Parmas dan Humas Bawaslu Riau, Amiruddin Sijaya mengatakan bahwa pada hakikatnya pelaksanaan Pawai Budaya Festival Bawaslu untuk Pemilu Damai menampilkan penampilan yang menunjukkan persatuan walaupun menampilkan perbedaan.
"Kami harus menjaminkan sebagai penyelenggara pengawasan pemilu kami berintegritas, dan tidak bekerja berdasarkan kepentingan partai politik ataupun perorangan dari peserta pemilu. Terjadinya masalah yang sering muncul apalagi dalam masa kampanye yaitu adanya Money Politik, mari bersama kita mengawasi jangan Pemilu Tahun 2024 ini dapat dikendalikan oleh parpol ataupun perorangan yang memiliki modal serta berkaitan juga dengan akan banyaknya berita Hoax yang bermunculan," ujarnya
Selanjutnya pembacaan deklarasi Pemilu Damai Tahun 2024 dibacakan oleh Ketua DPRD Kepulauan Meranti Fauzi Hasan beserta seluruh Forkopimda dan diikuti oleh para ketua dan anggota partai politik.
Pawai budaya ini dimulai dengan pelepasan balon dan diiringi dengan kompang. Sebelumnya juga dilaksanakan pembacaan deklarasi Pemilu Damai yang dibacakan oleh Ketua DPRD Kepulauan Meranti Fauzi Hasan didampingi Kordinator Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Riau Alnofrizal, Ketua Bawaslu Kepulauan Meranti Syamsurizal, Sekda Bambang Suprianto, Kapolres AKBP Andi Yul Lapawesean Tenri Guling, Kejari Kepulauan Meranti Febriyan M, Danramil 02 Tebingtinggi Kapten Inf Tarman Sugianto, Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti Bambang Suprianto, Komisioner Bawaslu, Panwascam dan sejumlah pimpinan partai politik.
Peserta pawai budaya dimulai dari Panwascam 9 Kecamatan, kemudian baru disusul oleh sejumlah partai politik. (R-01)