Daftar 5 Konglomerat Penguasa Minyak Goreng Indonesia, Banyak Punya Kebun Sawit di Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Indonesia adalah raja minyak sawit dunia. Bisa dibilang satu dunia tahu akan fakta ini. Sejak 17 tahun yang lalu, negara ini mengalahkan tetangganya, Malaysia, dalam hal memproduksi crude palm oil (CPO).
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia sejauh ini terkonsentrasi di Kalimantan dan Sumatera. Sebagian perkebunan kelapa sawit besar lainnya berada di Sulawesi dan kini juga perlahan mulai banyak merambah Papua.
Lahan sawit di Indonesia juga dikuasai pemodal besar. Satu orang pengusaha, bahkan menguasai lahan sawit dengan luas mencapai ratusan ribu hektare.
Tak heran, banyak pemilik perkebunan kelapa sawit dan produsen minyak goreng adalah para pengusaha yang masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia.
Sebagian besar mereka diketahui memiliki kebun kelapa sawit dan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Riau. Sebut saja Wilmar Grup, Sinarmas, Musim Mas serta Apical dan Asian Agri merupakan bagian dari Royal Golden Eagle International (RGEI).
Berikut daftar konglomerat yang kaya raya dari bisnis perkebunan kelapa sawit dan pabrik minyak goreng di Indonesia:
1. Martua Sitorus
Martua Sitorus adalah sosok di balik guritas bisnis Wilmar dengan salah satu produknya adalah minyak goreng dengan berbagai merek.
Di Indonesia, merek minyak goreng dari Wilmar adalah Fortune dan Sania. Sebagaimana dicatat Forbes Martua Sitorus memiliki kekayaan bersih sebesar 3,3 miliar dollar AS dan menempatkannya di urutan 905 orang terkaya di dunia.
Bersama dengan Kuok Khoon Hong, Martua Sitorus mendirikan Wilmar pada tahun 1991. Namun ketimbang di Indonesia, perusahaan ini memilih mencatatkan diri di Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange (SGX).
Wilmar International Ltd pernah masuk sebagai perusahaan sawit terbesar dunia pada tahun 2018. Saat baru awal berdiri, perusahaan ini memiliki kurang dari 10.000 hektar kebun kelapa sawit di Sumatera Utara.
Kemudian perusahaannya terus berkembang hingga ratusan ribu hektar dan memiliki banyak pabrik pengolahan minyak sawit. Majalah Forbes bahkan menjulukinya sebagai Raja Minyak Sawit Indonesia.
2. Bachtiar Karim
Bachtiar Karim bersama dengan saudaranya, Burhan dan Bahari, adalah pemilik Grup Musim Mas, salah satu perusahaan sawit terbesar di Indonesia.
Pada 2019, penjualan konglomerasi sawit itu mencapai 6,6 miliar dollar AS. Produk minyak goreng terkenal dari Musim Mas adalah Sanco, Amago, dab Voila.
Bachtiar Karim adalah orang terkaya di Indonesia di urutan kesebelas versi Forbes pada 2022. Total kekayaannya pada tahun lalu adalah 3,1 miliar dollar AS. Namun di tahun 2023, namanya hilang dari daftar orang terkaya Indonesia.
3. Anthoni Salim
Siap yang tidak kenal Anthoni Salim? Sumber kekayaan Anthoni Salim tidak hanya berasal dari produk mi instan, Indomie, tapi juga dari kelapa sawit.
Diketahui bisnis kelapa sawit keluarga Salim dijalankan lewat perusahaannya Indofood Agri Resources Ltd. Sementara di bawah Grup Salim, ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit, seperti PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Beberapa tahun ke belakang, Grup Salim telah mengakuisisi banyak perusahaan kelapa sawit yang membuat lahan miliknya menjadi makin luas.
Generasi kedua keluarga Salim itu juga beberapa kali dinobatkan Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia. Tahun 2020, ia berada di urutan keempat dengan kekayaan 5,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 83,35 triliun.
Selama bertahun-tahun, sosoknya jadi langganan daftar orang terkaya versi Forbes. Namun sejak tahun 2021, nama Anthony Salim hilang dari daftar orang terkaya Indonesia menurut majalah ekonomi ini.
4. Keluarga Widjaya
Penguasa minyak goreng selanjutnya adalah keluarga Widjaja yang merupakan pemilik Grup Sinar Mas. Produk minyak goreng terkenalnya adalah Filma.
Pendirinya, Eka Tjipta Widjaya secara rutin masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Sepeninggal Eka Tjipta, bisnis perusahaan diteruskan ke generasi kedua dan ketiganya. Eka meninggal pada Januari 2019 di usia 98 tahun.
5. Sukanto Tanoto
Sukantor Tanoto memulai bisnisnya pada 1967 sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak.
Kini, Sukanto dikenal sebagai konglomerat pemilik grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura.
RGEI bergerak di berbagai industri, di antaranya kertas dan pulp (Asia Pacific Resources International Holding Ltd), dan industri perkebunan kelapa sawit (Asian Agri dan Apical).
Dicatat Forbes, kekayaan Sukanto Tanoto mencapai 3,2 miliar dollar AS dan menempatkannya di urutan 936 orang paling tajir di dunia pada 2023.
RGEI berada di bawah bendera Apical dan Asian Agri. Salah satu produk minyak gorengnya yang cukup terkenal adalah Camar. (*)