Meleset Lagi Realisasi Target Lifting Minyak 2023, SKK Migas Sebut Penurunan Produksi Blok Rokan
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Target lifting minyak 2023 dipastikan meleset. Hal ini disebabkan sejumlah persoalan teknis yang melanda ladang minyak unggulan, termasuk kebocoran fasilitas pipa minyak.
Per 31 Oktober 2023, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu mencatat lifting minyak baru menyentuh angka 604,3 ribu barel per hari (bph). Produksi itu hanya sekitar 91,6% dari target yang ditetapkan di APBN sebesar 660 ribu bph.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya capaian lifting minyak disebabkan sejumlah persoalan. Ia menyebut terjadinya penurunan produksi Blok Cepu yang dioperatori oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) dan Blok Rokan yang dikelola Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Dua ladang minyak tersebut sebenarnya masih menjadi ujung tombak dan harapan besar produksi minyak nasional terdongkrak.
Dwi tak merinci berapa produksi minyak Blok Rokan yang dikelola PHR saat ini. Sebelumnya, manajemen PHR pernah mengklaim mencapai produksi tertinggi pada Agustus 2023 lalu, sejak alih kelola Blok Rokan dari tangan Chevron pada Agustus 2021. PHR kala itu mengumumkan klaim produksi mencapai kisaran 172 ribu bph. Data terbaru produksi Blok Rokan belum disampaikan PHR per November ini.
Sementara itu, proyeksi lifting minyak hingga akhir tahun dipastikan tetap akan tak mampu mencapai target yang ditetapkan di APBN. SKK Migas memprediksi lifting hingga akhir Desember 2023 hanya mencapai 606,3 ribu bph atau 91,9% dari target APBN.
Menurut Dwi, pada proyek EMCL sangat tajam terjadi penurunan. Sementara pada program infield drilling masih belum onstream yang memicu terjadi penurunan produksi minyak.
"Outlook akhir tahun direncanakan 606,3 ribu bph," kata Dwi dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI yang disiarkan lewat channel YouTube, Kamis (30/11/2023).
Dwi juga menyebut alasan teknis di balik terjadinya penurunan produksi minyak. Di antaranya dengan terjadinya gangguan di fasilitas produksi migas yang dioperatori anak usaha Pertamina Hulu Energi (PHE). Misalnya kebocoran pipa di fasilitas produksi Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dan Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES).
Pada kuartal 3 tahun 2023 terjadi musibah bocornya pipa-pipa khususnya di OSES dan di ONWJ.
"Kebocoran-kebocoran dari aging facility dan kemudian juga terbakarnya kabel power sehingga kami harus me-reroute mode off electricity production di OSES dari tadinya menggunakan kabel menjadi gas," terang Dwi. (*)