7 Program Unggulan Ini Bikin Inflasi Riau Terkendali hingga Akhir 2023, Komoditas Pangan Jadi Kunci Utama
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Menghadapi tantangan pengendalian inflasi yang multidimensi, dibutuhkan kerja sama yang erat antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam wadah TPIP/TPID untuk menghasilkan inovasi dan sinergi kebijakan.
Dengan adanya kerja sama ini, pada triwulan III tahun 2023, ekonomi Provinsi Riau tumbuh solid sebesar 4,02% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2023 diyakini ekonomi Riau dapat tumbuh pada kisaran 3,9 - 4,5% (yoy).
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Sudiro Pambudi mengatakan pertumbuhan ekonomi Riau tetap solid, didukung oleh permintaan domestik.
"Pertumbuhan yang solid pada triwulan III 2023 terutama didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat, utamanya bersumber dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi," ujar Sudiro, pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang digelar di kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Rabu (29/11/2023).
Komitmen yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah bersama berbagai pihak terkait, mampu mendorong peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Riau.
Sudiro mengatakan inflasi Riau tetap rendah dan terkendali sesuai sasarannya. Dari sisi inflasi, hingga Oktober 2023 inflasi Riau berada pada level yang cukup terkendali yaitu 2,65% (yoy), jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 6,81% (yoy).
"Diperkirakan inflasi Riau akan terus terkendali hingga akhir 2023 dan berada pada kisaran yang diharapkan yaitu 3±1%," jelasnya lagi.
Dikatakan Sudiro, terkendalinya inflasi Riau tidak terlepas dari sinergi dan upaya yang dilakukan oleh TPID, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Di antaranya melalui pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Riau, yang mengusung 7 Program Unggulan, yaitu Intensifikasi dan Perluasan Titik Pasar Murah, Peluncuran aplikasi informasi harga pangan yaitu KODAI PUANTIPA (Komunikasi dan Informasi Pasar Pantauan Barang Penting dan Harga Pangan). Lalu, Inovasi Gerakan Tanam, Diversifikasi Pangan, Pemberian Bantuan Alat Pertanian, Perluasan Kerja sama Antar Daerah (KAD) dan Penguatan Koordinasi dan Komunikasi.
Sinergi juga terwujud dalam upaya pemerataan ekonomi melalui program pengembangan UMKM dan digitalisasi perekonomian.
Lanjut Sudiro, Bank Indonesia melakukan sinergi dengan berbagai pihak terkait dalam mengakselerasi pengembangan UMKM, melalui 3 strategi.
"Yaitu Akselerasi Ekspor UMKM melalui promosi perdagangan dan business matching, UMKM Go Digital melalui implementasi pembayaran digital, aplikasi pencatatan keuangan SIAPIK, dan onboarding UMKM serta Pengembangan Klaster Pangan Strategis melalui digital farming dan hilirisasi," tutupnya. (*)