Prabowo Disalahkan Sibuk Nyapres, Penambahan Anggaran Belanja Alutsista Tak Akan Efektif Malah Bikin Curiga
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Alokasi belanja alat utama sistem persenjataan atau alutsista yang berasal dari pinjaman luar negeri ditambah hingga mencapai lebih dari 4 miliar dollar AS atau sekitar Rp61,7 triliun.
Penambahan dinilai tiba-tiba dan dilakukan ketika Menteri Pertahanan Prabowo Subianto maju di Pemilihan Presiden 2024 sehingga bisa menuai pertanyaan publik.
Peneliti Senior Imparsial sekaligus Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf mengatakan, peningkatan alokasi anggaran belanja alutsista kemungkinan besar sulit direalisasikan dalam waktu singkat. Apalagi masa kerja Kabinet Indonesia Maju kurang dari 1 tahun.
Al Araf menilai, masa kerja kurang dari 1 tahun kurang memadai buat memproses kontrak pembelian alutsista baru.
Selain itu, kata Al Araf, jika proses pembelian dikebut kemungkinan hanya untuk membayar alutsista yang sudah dalam kontrak pembelian sebelumnya.
"Apalagi, menteri pertahanannya sudah sibuk dengan agenda kampanye,” kata Al Araf dalam keterangannya, Kamis (30/11/2023).
Jika pemerintah memang benar-benar ingin menaikkan alokasi anggaran belanja untuk alutsista, lanjut Al Araf, sebaiknya dilakukan pada 2024 atau selepas Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres), dengan mengangkat Menhan baru supaya fokus bekerja dan tak sibuk dengan urusan kontestasi politik.
"Kalau menteri fokus bekerja, kenaikan anggaran sebenarnya normal saja. Namun, kenaikan alokasi menjelang pemilu dan menteri bersangkutan ikut dalam kontestasi. Wajar jika masyarakat curiga bahwa alokasi akan digunakan untuk kepentingan pemenangan pemilu,” kata Araf.
Sebelumnya, anggaran untuk Kementerian Pertahanan untuk belanja alutsista yang berasal dari utang luar negeri ditambah. Hal itu diputuskan ketika rapat internal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan beberapa menteri di Istana Bogor, Selasa (29/11/2023).
"(Rapat internal) pertemuan dengan Menhan membahas belanja alutsista dari pinjaman luar negeri," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (29/11/2023).
Dalam rapat itu ada perubahan alokasi anggaran yang untuk belanja alutsista dari utang luar negeri, dimana bertambah menjadi US$ 25 miliar di tahun 2024.
"Untuk tahun 2020 - 2024 waktu itu sudah disetujui bapak Presiden Rp 20,75 miliar, nah kemarin karena ada perubahan maka alokasi untuk 2024 menjadi US$ 25 miliar. Terjadi kenaikan yang signifikan dari US$ 20,75 miliar ke US$ 25 miliar itu yang kemarin disepakati," kata Sri Mulyani.
Ia menjelaskan peningkatan anggaran belanja alutsista Kemenhan yang berasal dari utang luar negeri ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan sesuai kondisi yang terjadi saat ini.
"Kebutuhannya memang disampaikan Kemenhan menanggapi kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity dan disisi lain masih sesuai dengan Rencana kita dari sisi perencanaan penganggaran jangka panjang," kata Sri Mulyani.
Selain itu Ia juga menjelaskan penambahan ini masih sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) sektor pertahanan hingga 2034 mendatang. Dimana belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sesuai 3 rencana strategis (Renstra) hingga 2034 mencapai US$ 55 miliar. (*)