Maruli Simanjuntak Ukir Ulang Sejarah Orang Batak Jadi Jenderal Bintang 4, Kejadian 55 Tahun Silam Terulang Lagi
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Maruli Simanjuntak resmi dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (29/11/2023).
Pelantikan Maruli itu ditandai dengan pembacaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103/TNI Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dengan jabatan baru ini, Maruli pun resmi menyandang pangkat bintang empat atau jenderal usai memangku jabatan tertinggi di matra darat TNI ini.
Pelantikan Maruli sebagai KSAD seolah mengukir sejarah ulang kejadian pada 55 tahun silam. Diketahui, Maruli merupakan jenderal bintang empat kedua yang berdarah Batak saat ini.
Pada tahun 1968 silam, seorang jenderal berdarah Batak juga pernah diangkat menjadi KSAD. Dia adalah Jenderal Maraden Panggabean yang menempati jabatan KSAD sejak 1 Mei 1968 hingga 25 November 1969.
Jenderal Maraden belakangan diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Maraden menjabat sebagai Panglima ABRI sejak 28 Maret 1973 hingga 17 April 1978 atau sekitar 5 tahun dan 20 hari.
Capaian jabatan Jenderal Maruli Simanjuntak saat ini memang belum menyamai rekor Jenderal Maraden Panggabean. Namun, Maruli telah mengulang sejarah naik pamornya orang Batak, khususnya sub etnis Batak Toba meluncur ke puncak jabatan tertinggi TNI Angkatan Darat kurun waktu 55 tahun terakhir. Sekaligus, ia juga sepertinya menjadi orang berdarah Batak Toba kedua yang menyandang gelar jenderal bintang 4, setelah Jenderal Maraden Panggabean.
Memang, sudah banyak perwira tinggi TNI, khususnya TNI Angkatan Darat yang berasal dari Suku Batak. Sebut saja, Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan mertua dari Jenderal Maruli.
Namun, pangkat jenderal yang diperoleh Luhut itu hanyalah berupa jenderal kehormatan (honorium), bukan pangkat dalam jabatan kala menjabat aktif sebagai perwira tinggi TNI. Pangkat Luhut terakhir sebelum habis masa dinas aktif yakni Letnan Jenderal.
Ada lagi Letjen TNI Sintong Panjaitan yang merupakan pentolan senior Koppasus. Selain itu juga ada Letjen TNI Adolf Sahala Rajagukguk yang menjabat Pangkostrad pada 21 Agustus 1987 hingga 28 Maret 1988.
Jauh sebelumnya, saat republik ini baru berdiri, sejumlah jenderal berdarah Batak sudah muncul lebih dulu. Sebut saja Jenderal Mayor Tahi Bonar Simatupang atau yang populer disebut TB Simatupang. Ia merupakan salah satu arsitek tentara Indonesia di awal kemerdekaan. TB Simatupang menjabat Kepala Staf Angkatan Perang sejak 29 Januari 1950 hingga 4 November 1953.
Selain itu, jenderal berdarah Batak lainnya yakni Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan (Menko Hankam) pada tahun 1962 silam.
Jenderal bintang empat berdarah Batak lainnya yakni Jenderal TNI Feisal Tanjung yang menjabat Panglima ABRI pada periode 21 Mei 1993 hingga 12 Februari 1998.
Perjalanan Karir Letjen Maruli Simanjuntak
Jenderal Maruli Simanjuntak merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1992 yang berpengalaman di infanteri Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Detasemen Tempur Cakra.
Setelah menuntaskan pendidikannya di Akmil, pria kelahiran 27 Februari 1970 ini menduduki sejumlah jabatan strategis. Jabatan penting pertama diemban Maruli pada tahun 2002, ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Detasemen Tempur Cakra.
Tiga tahun kemudian, ia menjadi Perwira Bantuan Madya Operasi Kopassus. Jabatan itu Maruli emban sejak 2005 hingga 2008.
Setelahnya, pada tahun 2008 Maruli dipercaya mengisi posisi Komandan Batalion 21 Grup 2/Sandhi Yudha. Jabatan ini dilakoninya hingga 2009. Pada tahun yang sama, Maruli mendapatkan promosi jabatan sebagai Komandan Sekolah Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) hingga 2010.
Kemudian, pada 2010-2013, Maruli dipercaya menjadi Wakil Komandan Grup 1/Para Komando. Lalu, selama 2013-2014, ia menjabat sebagai Komandan Grup 2/Sandhi Yudha.
Karier Maruli terus menanjak, pada 2014 ia menjadi Asisten Operasi Komandan Jenderal Kopassus. Pada tahun yang sama hingga 2016, Maruli ditunjuk menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Grup A merupakan grup Paspampres yang melekat langsung dalam mengamankan presiden.
Dari Komandan Grup A Paspampres, Maruli mendapat promosi jabatan dan mengemban amanat sebagai Komandan Korem 074/Warastratama (Solo). Lalu, pada April 2017, Maruli kembali bergabung dalam Korps Paspampres dan menjabat sebagai Wakil Komandan Paspampres.
Pada Oktober 2018, Maruli dirotasi menjadi Kasdam IV/Diponegoro. Baru satu bulan menjabat, Maruli kembali mendapatkan promosi sebagai Komandan Paspampres.
Ketika itulah pangkat Maruli naik menjadi dua bintang atau mayjen. Maruli menjabat sebagai Komandan Paspampres hingga tahun 2020 sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Pangdam IX/Udayana.
Selanjutnya pada Januari 2022, Maruli ditunjuk menjadi Pangkostrad. Pangkatnya naik satu tingkat lebih tinggi menjadi letnan jenderal atau jenderal bintang tiga.
Selain dikenal dekat dengan Jokowi, Maruli merupakan merupakan menantu Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (*)