Ada Indikasi Manipulasi Sistem, Dewan Gubernur Mahasiswa Unri Tolak Hasil Pemira 2023
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kericuhan terjadi di Universitas Riau (Unri) pada Selasa (28/11/2023). Peristiwa memalukan ini terjadi diduga akibat pemilihan Presiden Mahasiswa (Presma) 2023.
Dugaan awal, kejadian ricuh hingga adanya insiden pemukulan antar mahasiswa Unri pertama kali terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unri sekitar pukul 15.30 WIB.
Sehubungan dengan pelaksanaan Pemira Unri 2023 yang kacau balau tersebut, Dewan Gubernur Mahasiswa UNRI untuk Pembaharuan menyatakan beberapa poin kejanggalan:
1. Buruknya koordinasi BEM UNRI, DPM UNRI, dan PPRU kepada lembaga mahasiswa tingkat fakultas, menunjukkan bahwa kelembagaan mahasiswa tingkat universitas bukan lagi milik mahasiswa, namun telah dikuasai oleh sekelompok orang;
2. Tidak jelasnya aturan teknis yang berlaku selama PEMIRA UNRI 2023, menguatkan indikasi adanya upaya sistematis dalam menjadikan PEMIRA UNRI 2023 tidak demokratis;
3. Kondisi mahasiswa sebuah fakultas yang dapat memilih tidak pada fakultasnya, menimbulkan ambiguitas proses pemilihan dan membuka lebar celah kecurangan;
4. Banyaknya kejadian kegagalan memilih, membuktikan bahwa sistem e-vote yang selama ini digunakan telah terbukti gagal dan menguatkan dugaan adanya manipulasi sistem guna memenangkan salah satu Pasangan Calon;
4. Rendahnya partisipasi memilih mahasiswa UNRI, menunjukkan bahwa PPRU gagal dalam melaksanakan sosialisasi dan meruntuhkan martabat kelembagaan mahasiswa di Universitas Riau;
5. Ditemukannya alumni yang masih dapat memilih, menunjukkan bahwa PPRU tidak melakukan verifikasi DPT dengan benar dan baik, sehingga diduga ada mobilisasi massa ke sala satu Pasangan Calon;
6. Pecahnya konflik antara Mahasiswa FISIP dan FT, merupakan tanggung jawab penuh dan kesalahan dari BEM UNRI dan DPM UNRI sebagai SC yang tidak dapat mengelola konflik dengan bijak.
Atas kericuhan yang terjadi saat Pemira Unri 2023 ini, Dewan Gubernur Mahasiswa UNRI untuk Pembaharuan menyatakan pernyataan sikap sebagai berikut:
1. Menolak hasil PEMIRA UNRI 2023
2. Mendesak Rektor UNRI untuk membatalkan pelaksanaan PEMIRA UNRI 2023
3. Mendesak Rektor UNRI untuk membuat proses politik pergantian pimpinan di tingkat kelembagaan mahasiswa tingkat universitas lebih adil dan demokratis.
Beberapa poin yang ada dalam pernyataan sikap tersebut ditandatangani oleh Dewan Gubernur Mahasiswa Unri untuk Pembaharuan, Gubernur Mahasiswa FISIP, Gubernur Mahasiswa FEB, Gubernur Mahasiswa FP, Gubernur Mahasiswa FPK, Gubernur Mahasiswa FH dan Gubernur Mahasiswa FH.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, peristiwa kericuhan terjadi di Universitas Unri saat Pemilihan Raya (Pemira) 2023. Masalah diduga dipicu miskomunikasi antara Panitia Pemira Unri dan Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) di FISIP. Sejumlah insiden juga terjadi di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan juga Fakultas Pertanian.
Adapun masalah yang disampaikan sejumlah mahasiswa di antaranya, website yang digunakan untuk pemilihan error.
Kemudian adanya pengalihan mahasiswa pemilih dari FISIP dan FMIPA ke fakultas lain. Mahasiswa juga mendapati masih ada beberapa nama yang sudah wisuda, namun turut memilih dalam Pemira.
Kemudian, beredar informasi dua kelompok mahasiswa dalam satu kampus itu saling menyerang di Jalan HR Soebrantas. Diketahui ada beberapa mahasiswa yang mengalami luka-luka.
Peristiwa itu juga sampai ke pihak kepolisian lantaran salah satu korban yang mengalami luka membuat laporan terkait dugaan tindak pidana penganiayaan.
Sejauh ini, ada satu mahasiswa yang diamankan dan satu korban yang melapor, terhadap mahasiswa yang diamankan itu saat ini pun proses hukum tetap dilanjutkan sesuai dengan prosedur. (KB-09)