Kubu Ganjar Mulai Kuliti Proyek Startup Indonesia, Dananya Dibawa ke Luar Negeri Bukan dalam Bentuk Rupiah
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Anggota Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, Renard Widarto, menyinggung startup Indonesia yang mendapat investasi besar tapi dananya disimpan di luar negeri. Selain itu nilai investasinya juga tidak dalam bentuk rupiah.
"Kita harus mulai bergeser paradigmanya jangan sampai ada startup mendapatkan investasi cukup besar tidak dalam nilai rupiah dan dananya pun disimpan di luar negeri. Jadi ekonomi digital kita harus mampu mendorong bahwa penguatan nilai mata uang kita sendiri ditentukan oleh bangsa kita sendiri," katanya di Indonesia Digital Summit 2023 APINDO di Four Seasons Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Padahal ia menilai di dalam ekonomi digital perlu juga didorong penggunaan mata uang rupiah. Dalam hal ini pemerintah harus mendorong semua transaksi digital menggunakan mata uang rupiah.
"Pemerintah harus mendorong semua transaksi digital yang berlangsung di Indonesia dalam bentuk rupiah. Dari proses investasi sampai proses transaksi mikro jual beli terkecil semuanya harus rupiah dan ditempatkan di bank dalam negeri," ujar dia.
Dalam hal kedaulatan digital, Renard menyebut pemerintah harus melindungi masyarakat dari predatory pricing dan kapitalisme digital yang terjadi belakangan ini. Oleh karena itu ia menyebut perlu adanya sumber daya manusia yang mumpuni hingga infrastruktur yang memadai.
"Dengan adanya industrialisasi digital yang berjalan baik, dan kedaulatan digital yang tercipta, pertumbuhan ekonomi 7% bukan sekadar optimisme. Pertumbuhan ekonomi 7% adalah suatu keharusan yang sama-sama bisa kita capai dengan optimisme, tentunya salah satu generator melalui ekonomi digital sebagai new economy, sebagai kekuatan ekonomi baru," ujarnya.
Terkait infrastruktur digital ia menyebut perlu adanya jaringan internet 'sembako', atau semua bisa konek. Artinya internet harus mudah dan murah serta memiliki koneksi yang cepat.
Faktanya hari ini kecepatan internet Indonesia masih kalah dari negara-negara lain seperti China dan Brunei Darussalam. Bahkan di ASEAN Indonesia menempati posisi ke-9 dari 10 negara, hanya kalah dari Myanmar. (*)