Tiap Minggu Sepeda Motor Hilang, Mahasiswa Unri Terpaksa Parkir di Depan Ruang Kuliah dan Ancam Demo Besar-besaran Dekanat FPK
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Riau (UNRI) kembali digemparkan dengan peristiwa kehilangan motor pada Jumat (24/11/2023) lalu.
Karena peristiwa ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FPK Unri memajang spanduk bertuliskan "bahaya curanmor". Selain itu mereka juga mempertanyakan kinerja pihak Dekanat. Pihak BEM juga mengalihkan area parkir yang sebelumnya berada di depan Dekanat menjadi di depan kelas.
Dari pengakuan seorang mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, terkadang sering dijumpai obeng dan peralatan bengkel lainnya yang menempel di motor. Namun, mereka menilai pihak keamanan acuh tak acuh dengan perkara itu.
"Kadang ada obeng patah di stop kontak motor, kadang ada orang yang mencurigakan di parkiran, tapi satpam diam saja," ujarnya.
Alma Rifalfy Harahap, Gubernur Mahasiswa FPK, kehilangan motor ini hampir terjadi setiap minggunya. Karena alasan itulah mereka mengalihkan lokasi parkir ke tempat yang baru.
"Dalam 1 bulan ini saja sudah ada 8 motor yang hilang dari parkiran itu. Makanya kami pindahkan ke belakang (depan ruang kelas)," ujarnya, Senin (27/11/2023).
Alma menuturkan, pihak fakultas sudah lama menjanjikan lokasi parkir yang layak. Tapi hal itu belum juga direalisasikan sampai saat ini.
"Sebetulnya sudah banyak kasus kasus seperti ini terjadi di parkiran itu. Dari dulu memang parkiran FPK ini sudah dijanjikan untuk diperluas dan dibuat plang parkir. Tapi nyatanya sampai sekarang belum terealisasikan juga," tuturnya.
Alma juga menegaskan bahwa BEM bersama mahasiswa juga akan melakukan aksi demonstrasi di depan Dekanat apabila peringatan tersebut tidak digubris secara serius.
“Saya berjanji jika aksi ini tidak didengarkan, maka kami mahasiswa FPK akan menggelar aksi demostrasi besar-esaran. Kami sudah tidak butuh lagi mendengarkan alasan-alasan yang tidak masuk akal dari pihak Dekanat untuk menahan kami tidak bergerak. Kami adalah mahasiswa pergerakan jika ada kezaliman yang terjadi maka kami akan tidak akan diam saja,” pungkasnya.
Dikabarkan spanduk protes mahasiswa yang sebelumnya dipasang telah dicopot satpam. Pihak Dekanat telah mencoba menemui pimpinan BEM, namun belum digubris hingga sekarang. Mereka enggan menemuinya karena menilai diskusi tidak akan menyelesaikan masalah. (KB-09)