Bukan Indonesia, Tapi Negara Muslim Kecil Inilah Otak Gencatan Senjata Israel-Hamas 4 Hari
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Perang yang tak berkesudahan dan telah menelan banyak korban jiwa dan menghancurkan sebagian besar wilayah di Gaza akhirnya mereda sejenak.
Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas akhirnya menyetujui gencatan senjata sementara. Kedua belah pihak telah sepakat untuk menghentikan pertempuran selama empat hari.
Gencatan senjata ini merupakan gencatan senjata pertama antara Israel dan Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023. Meski begitu, Netanyahu mengatakan perang melawan Hamas akan dilanjutkan setelah gencatan senjata berakhir.
“Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkan perang,” katanya.
“Kami akan melanjutkannya sampai kami mencapai semua tujuan kami," kata Netanyahu.
Lantas, siapa saja pihak-pihak di balik gencatan senjata Israel dan Hamas?
Qatar di Balik Gencatan Senjata
Qatar merupakan pihak yang melakukan mediasi dalam perjanjian kesepakatan gencatan senjata Israel Hamas di Gaza. Beberapa sumber mengungkap selama beberapa pekan negara Muslim berpenduduk sekitar 3 juta jiwa ini terlibat pada negosiasi tertutup dengan Israel dan Hamas.
Tujuan dari negosiasi tersebut adalah untuk pembebasan sandera, gencatan senjata sementara dan pembukaan akses bantuan kemanusiaan di Gaza.
Selain itu Amerika Serikat dan Mesir ikut terlibat dalam perjanjian yang dimediasi oleh Qatar. Presiden AS Joe Biden berterima kasih kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi atas peran mereka dalam terobosan tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia bersandar pada Biden untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik bagi Israel, dan berterima kasih kepada presiden AS atas upayanya.
Netanyahu juga menegaskan bahwa negaranya tidak mengakhiri perangnya di Gaza dan penghentian pertempuran hanya bersifat sementara.
Kepala perunding Qatar dalam perundingan gencatan senjata, Menteri Negara di Kementerian Luar Negeri Mohammed Al-Khulaifi, mengatakan kepada Reuters bahwa gencatan senjata berarti "tidak akan ada serangan apa pun. Tidak ada gerakan militer, tidak ada ekspansi, tidak ada apa pun".
Isi Kesepakatan Gencatan Senjata
Menurut laporan Al Jazeera, tujuan dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh Qatar adalah untuk pembebasan sandera, serta pembukaan akses bantuan kemanusiaan di Gaza.
Dalam kesepakatan gencatan senjata ini, Hamas setuju untuk membebaskan 50 perempuan dan anak-anak sipil dari 237 tawanan yang diculik sejak 7 Oktober. Kemudian Israel setuju untuk membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara mereka.
Kemudian Israel mengatakan pihaknya bersedia memperpanjang jeda tersebut melebihi periode empat hari, dengan menambahkan satu hari untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan oleh Hamas. Namun tidak jelas apakah Israel akan membebaskan tahanan Palestina tambahan jika gencatan senjata diperpanjang.
Hamas juga menyatakan bahwa dengan adanya gencatan senjata, bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang terkepung akan meningkat.
"Ratusan truk yang berisi bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar akan memasuki Gaza, sementara Israel akan menghentikan semua serangan udara di Gaza selatan dan mempertahankan jendela larangan terbang selama enam jam setiap hari di utara," kata Hamas, mengutip AP News.
Qatar Diapresiasi Sejumlah Pihak
Aksi Qatar melakukan mediasi untuk gencatan senjata pertama dalam perang yang telah berlangsung hampir tujuh minggu, dipuji di seluruh dunia sebagai tanda kemajuan yang dapat meringankan penderitaan warga sipil di Gaza yang dikepung Israel dan memulangkan lebih banyak tawanan Israel.
Para menteri Arab memuji perjanjian tersebut namun mengatakan bahwa perjanjian tersebut harus menjadi langkah pertama menuju gencatan senjata penuh.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika lebih banyak sandera yang dibebaskan, dan sumber Palestina mengatakan sebanyak 100 sandera secara total dapat dibebaskan pada akhir bulan ini.
Setelah Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata pada Rabu (21/11/2023), Qatar selanjutnya mengumumkan kesepakatan gencatan senjata untuk sandera antara Israel dan Hamas yang akan menghentikan pertempuran selama empat hari dalam perang enam minggu yang menghancurkan.
Gencatan senjata memberikan kebebasan bagi puluhan sandera yang ditahan di Jalur Gaza, dan juga berujung pada pembebasan puluhan tahanan Palestina.
Sejak 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menyerang Israel selatan dan menewaskan 1.200 orang, tentara Israel tanpa henti membombardir Gaza dengan serangan udara dan darat, menewaskan lebih dari 14.000 warga Palestina yang sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Diperkirakan 1,7 juta warga Palestina telah mengungsi dan dipaksa oleh tentara Israel untuk mengungsi ke wilayah selatan Jalur Gaza. (*)