Gunakan Strategi Bill Clinton Pada Pilpres Mendatang, Ini Tujuan Prabowo-Gibran
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pada Pilpres 2024 mendatang, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, akan menggunakan strategi Bill Clinton saat ia melawan George Herbert Walker Bush pada Pemilu AS pada 1992.
Wakil Ketua Umum TKN Prabowo-Gibran Erwin Aksa menjelaskan, strategi itu ialah tak memfokuskan strategi pemenangan pada angka-angka statistik, seperti angka ICOR yang masih tinggi, melainkan langsung fokus terhadap masalah perut rakyat, yakni soal pendapatan, ketersediaan pangan, hingga lapangan pekerjaan.
"Pemilu besok ini masalah perut bung, it's the economy, stupid! Jadi frasa ini pernah dipakai Bill Clinton mengalahkan George Bush Senior tahun '92. Strategies nya namanya James Carville mengatakan it's the economy, stupid! dan masih relevan sampai hari ini," kata Erwin, Rabu (22/11/2023).
Oleh sebab itu, arah pembangunannya ke depan kata Erwin adalah mengedepankan prinsip berkesinambungan dengan program-program kerja terbaik yang telah dijalankan pada masa pemerintahan sebelumnya, serta memperbaiki yang belum berhasil. Arah pembangunan itu menurutnya menyelaraskan dengan perut rakyat.
"Bahwa kita melihat angka-angka statistik, pemerintah tumbuh, kemudian BI mengatakan inflasi bisa dikontrol, tapi kembali lagi masalah yang terjadi di bawah itu masalah perut dan kita tahu bahwa Prabowo-Gibran selalu menempatkan pembangunan berkesinambungan," ucap Erwin.
Saat ini, menurutnya, daya beli masyarakat tengah sangat melemah memasuki masa pesta demokrasi. Maka, solusinya kata dia haruslah yang mengarah pada persoalan itu, seperti yang ditawarkan Prabowo-Gibran seperti intervensi harga sembako, pembangunan infrastruktur, hingga menjadikan belanja pemerintah sebagai nomor satu.
"Terkait infrastruktur saya sepakat ini harus digenjot dan menjadi prioritas utama untuk menaikan pertama, lapangan kerja, kedua government spending harus nomor satu, dan pembangunan infrastruktur ini menjadi bagian dari perencanaan dari pemerintahan sebelumnya, pemerintahan SBY," tegasnya. (*)