Jejak Sejarah Kopitiam, Kedai Kopi Etnis Tionghoa Sejak Zaman Belanda
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kopi merupakan minuman kafein berfavorit sebagai penangkal dari rasa kantuk. Sejak dulu, kopi dijual dalam bentuk bubuk maupun diseduh langsung di suatu kedai. Salah satu pelopor berdirinya kedai kopi adalah kopitiam.
Menurut sumber nationalgeographic.grid.id istilah kopitiam merupakan gabungan dari dua bahasa yakni Melayu dan dialek Hokkian asal Cina.
Masih dilansir dari sumber yang sama tiam dalam kata kopitiam menurut dialek Hokkian berarti toko, kopitiam ada sejak abad ke-20 ketika Belanda masih menguasai Indonesia yang saat itu dengan nama Hindia-Belanda.
Kemudian, etnis Tionghoa membuka usaha waralaba kopitiam atau kedai kopi yang menjadi warisan hingga saat ini. Kopitiam tertua di Indonesia ada sejak 1930-an awet hingga saat ini, tempatnya berlokasikan di Jalan Diponegoro, Singkawang, Kalimantan Barat dengan nama Warung Kopi Nikmat.
Sebenarnya untuk yang non etnis Cina menyebut kopitiam sebagai warung kopi pada umumnya, hanya saja karena suatu kebiasaan etnis Cina tetap memakai kopitiam dalam penyebutannya.
Dilansir dari ir.binus.ac.id, kopitiam dulunya hanya dapat dijumpai di kepulauan sebelah timur wilayah Sumatera, Malaysia, dan Singapura saja sebagai wilayah yang banyak didiami keturunan Tionghoa. Di kopitiam, penjual tidak hanya menawarkan menu kopi saja melainkan ada mi serta cemilan khas Cina lainnya.
Diacu dari sumber yang sama, di Malaysia juga berdiri kopitiam tertua bernama Kopitiam Yut Kee sejak 1928 dan diangkat menjadi judul serial televisi pada 1998-2004. Kopitiam dipelopori oleh seorang pekerja asal Hainan yang menjadi juru masak orang Eropa. Mereka terinspirasi untuk membangun bisnis kopi dan mulai berkembang pada 1920-an, merekalah juga yang mempopulerkan kata kopitiam ke masyarakat lokal.
Hingga saat ini, etnis Cina masih menyebut kedai kopi sebagai kopitiam, dan kopitiam klasik masih dapat dijumpai di beberapa kota di Indonesia seperti halnya Singkawang, Jakarta, Malang, dan lainnya. (*)