Balas Luhut Soal Jangan Gampang Tuduh Ingusan dan Pengkhianat, PDI Perjuangan: Jangan Lupa Ketetapan MPR Soal Etika Bangsa
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Elit PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno merespon pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta agar pada tahun politik ini tidak gampang menghakimi seseorang. Luhut dari Singapura lewat akun media sosialnya Sabtu (18/11/2023) kemarin, menyampaikan agar tidak gampang men-judge seseorang ingusan dan pengkhianat.
Hendrawan Supratikno menyinggung soal Ketetapan (TAP) MPR nomor 6 tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, termasuk soal etika dalam demokrasi.
"Jangan lupa, kita masih punya Tap MPR No.6/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Bahkan, hukum-hukum yang mengatur penyelenggaraan demokrasi harus didasarkan pada etika yang kokoh. Hukum mengapung di atas lautan etika," terang Hendrawan, Minggu (19/11/2023).
Anggota Komisi XI DPR ini menegaskan tanpa etika, negara tidak bisa menjadi maju dan unggul.
"Tanpa itu, perhelatan demokrasi tidak melahirkan keadaban publik yang merupakan syarat sebuah negara maju dan unggul," imbuhnya.
Diksi Anak Ingusan dan Pengkhianat
Diksi anak ingusan dan pengkhianat kerap dilontarkan oleh sejumlah politisi PDI Perjuangan menyusul pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Adalah politisi gaek PDI Perjuangan Panda Nababan yang beberapa bulan lalu menyebut kalau Gibran yang merupakan Wali Kota Solo masih anak ingusan.
Pisah jalan antara keluarga Jokowi dengan PDI Perjuangan ini pun memicu tudingan terjadinya pengkhianatan. Sejumlah elit partai banteng moncong putih mengungkit soal peran partai dalam menjadikan Jokowi dan keluarga intinya melenggang mendapat kekuasaan pemerintahan.
Terhitung sudah 7 kali PDI Perjuangan mengusung Jokowi dan keluarganya dalam laga pemilu dan pilkada. Diawali dengan dua periode Jokowi menjadi Wali Kota Solo kemudian menang pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Termasuk kemenangan dua kali dalam pilpres 2014 dan 2019.
Tak hanya itu, PDI Perjuangan juga mengusung putra sulung Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka duduk sebagai Wali Kota Solo. Sementara, menantu Jokowi yakni Boby Nasution juga duduk sebagai Wali Kota Medan diusung PDI Perjuangan.
Pernyataan Luhut
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar pada tahun politik ini tidak gampang menghakimi seseorang, apalagi dengan mengatakan ingusan dan pengkhianat.
Luhut mengingatkan agar tak saling bermusuhan ketika memiliki pandangan politik.
"Dan ingat, pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman dan basisnya data, bukan bicara perasaan. Nanti kalau kau jatuh cinta aja bicara perasaan," kata Luhut.
Luhut kemudian menyarankan agar merenung tentang apa yang telah diberikan ke Indonesia. Barulah dia mengingatkan agar tak mudah men-judge atau menghakimi seseorang.
"Kau tanyalah hatimu yang paling dalam, apa sih yang sudah kalau lakukan untuk republik ini? Jangan kita gampang judge orang lain gitu, bilang ingusan-lah, bilang pengkhianat-lah. Siapa sih yang mau jadi pengkhianat?" kata Luhut.
Sudah lebih 6 pekan lamanya Luhut berada di Singapura menjalani perawatan dan pemulihan kesehatan. Namun, kemarin ia mengabarkan kalau ia sudah diizinkan pulang dari rumah sakit, tapi belum bisa kembali ke Tanah Air karena harus menjalani rawat jalan. (*)