Ganjar Kritik BUMN Era Jokowi, Ini Jawaban Erick Thohir
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Salah satu calon presiden Pemilu 2024, Ganjar Pranowo, mengomentari nasib perusahaan BUMN era Joko Widodo (Jokowi). Menteri BUMN Erick Thohir menjawab kritikan tersebut.
Sebelumnya, Ganjar mengungkapkan banyak BUMN karya yang bangkrut karena pembangunan infrastruktur. Menurutnya hal tersebut terjadi karena seluruh proyek dipegang perusahaan pelat merah dan banyak yang 'bermain.
Tak hanya itu, dia juga menyindir BUMN yang merugi namun tak mendapatkan sanksi. "Ada gak sih penalty buat mereka [BUMN], kalau kamu gak perform, kamu gak gajian?" katanya.
Menanggapi hal tersebut, Erick mengatakan pernyataan Ganjar bukanlah sesuatu yang negatif. Dia sepakat untuk BUMN karya harus lebih baik lagi di masa depan.
"Saya yakin Pak Ganjar statement-nya bukan negatif, saya sama Pak Ganjar dekat kok. Tetapi yang beliau sampaikan bahwa BUMN Karya ke depan harus lebih baik lagi, sepakat," kata Erick, dikutip Sabtu (18/11/2023).
Menurut Erick, perusahaan BUMN di sektor karya banyak yang mendapat penugasan. Dia juga memastikan akan terus melakukan perbaikan dan penyehatan perusahaan yang berada dalam kondisi sakit.
"Ya memang begini, kalau saya lihat BUMN-BUMN ini memang sedang banyak dapat penugasan. Sedang membangun yang namanya penugasan, dan saya sebagai menteri yang baru menjabat empat tahun, ya saya coba terus perbaiki kondisi BUMN-BUMN yang ada," ujarnya.
Ke depannya, Kementerian BUMN akan terus melakukan perbaikan. Misalnya membangun jalan tol agar lebih feasible dan transparan.
Jika proyek feasible, Erick mengatakan akan dilakukan aksi korporasi. Sebaliknya bagi proyek yang tidak termasuk, pemerintah siap untuk hadir.
Erick meyakini BUMN menuju ke arah yang sangat bagus selama empat tahun terakhir. Namun dia juga tak menutup mata adanya kekurangan.
Terkait kritikan, Erick memastikan pihaknya terbuka. Dirinya akan menerima masukan, kritikan maupun saran yang dilontarkan berbagai pihak.
"Jadi ini hal-hal yang saya rasa kritik dan saran, saya terbuka, sekarang lagi eranya pemilu. Pasti nanti ada Pak Anies bicara sesuatu, Pak Ganjar bicara sesuatu, Pak Prabowo bicara sesuatu. Saya sebagai menteri profesional ya harus menerima daripada masukan, kritik, ataupun saran, karena ini dinamika yang sedang terjadi," ungkapnya. (*)