Bela Palestina, Sejumlah Swalayan di Pekanbaru Boikot Produk Negara Pendukung Israel
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sejumlah swalayan di Kota Pekanbaru sejak mulai memboikot produk makanan asal negara barat. Hal ini dilakukan sebagai sikap membela Palestina terhadap produk pendukung Israel.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu swalayan di Jalan Paus, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru.
Manajemen toko sejak bulan Oktober tidak menerima sejumlah makanan, minuman, kosmetik hingga barang lain yang berasal dari Inggris, Prancis termasuk Amerika Serikat dan negara lainnya.
Pihak swalayan hanya menghabiskan sisa barang yang masih tersedia di rak toko. Hal ini dilakukan pengelola swalayan sebagai bentuk mendukung perjuangan negara Palestina dalam peperangan dengan negara Israel dan sekutunya.
"Iya, kalau yang di toko ini mulai dari air mineral, diterjen, snack dan minuman juga. Ngambil barang tu sejak sebulan lalu, alasannya karena belum tahukan kalau produk itu bakalan di boikot," Maya, penjaga swalayan tersebut, Kamis (16/11/2023).
Maya menjelaskan, tindakan tersebut diambil sebagai kebijakan manajemen swalayan.
"Ini kebijakan dari toko. Sisa ini untuk penghabisan aja, demi mendukung Palestina,” Maya.
Sebelumnya, aksi boikot produk yang dituding produksi negara pro Israel jug telah membuat perusahaan ritel kelimpungan. Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, menilai kampanye boikot tersebut merugikan hak konsumen.
Roy pun mempertanyakan apakah ada kajian dan observasi resmi terkait aksi boikot tersebut. Pasalnya hak konsumen itu adalah memilih, membeli, dan mendapatkan produk. Maka ketika produk-produk yang dinilai mendukung Israel diharamkan, hak konsumen tercoreng.
"Kita perlu mempertanyakan observasi yang dibilang atau dikaitkan dengan Israel, itu bagaimana relevansinya. Silakan semua orang boleh beropini dan pendapat, tapi pengkajian dan observasinya sejauh mana?" kata Roy Mandey dalam konferensi Pers atas Ajakan dan aksi Boikot pada Produk/Brand Makanan dan Minuman pada sektor perdagangan Indonesia, di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Roy menegaskan, bahwa hak memilih, membeli, mengkonsumsi adalah hak konsumen yang mutlak. Oleh karena itu, hak konsumen perlu dijaga marwahnya.
"Karena konsumen ketika berbelanja ketika mereka konsumsi, maka kontribusinya ke ekonomi. Karena konsumsi rumah tangga kita 51,8 persen dari konsumsi rumah tangga," ujarnya.
Selain merugikan hak konsumen, aksi boikot tersebut juga berdampak pada bisnis ritel. Pasalnya, banyak produk-produk yang dinilai pro Israel diproduksi di dalam negeri, dan juga mempekerjakan tenaga kerja di Indonesia.
Menurutnya, jika permasalahan ini tidak cepat diselesaikan maka akan mengganggu produktivitas bisnis ritel, dan juga akan berpengaruh terhadap investasi, pertumbuhan ekonomi akan turun, bahkan bisa menciptakan pengangguran baru.
"Bisa kita bayangkan ketika tergerus produsennya atau supplier, maka investasi bisa hilang dan kandas. Pertumbuhan tidak bisa terjadi, bahkan yang paling enggak mau dilakukan pengusaha, yaitu pengurangan tenaga kerja atau PHK. Bagaimana mungkin kalau produktivitas turun bagaimana membayarkan tenaga kerja," katanya.
Oleh sebab itu, pengusaha ritel berharap Pemerintah bisa cepat tanggap dalam menyelesaikan permasalahan ini. (KB-06/Wahyu)