Inilah 15 Profesi Paling Rentan Selingkuh, Pengacara Disebut Paling Setia ke Pasangan
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sales, guru, dan petugas kesehatan adalah profesi yang rentan selingkuh dari pasangannya, menurut survei terbaru yang dilakukan di Inggris.
Laporan ini mengamati jajak pendapat terhadap 3.800 orang di seluruh Inggris untuk mengetahui industri mana yang paling besar dan paling kecil kemungkinannya berselingkuh.
Diberitakan Newsweek, Rabu (1/11/2023), survei yang dilakukan oleh Rant Casino ini menunjukkan bahwa sekitar 85 persen perselingkuhan dimulai di tempat kerja.
Satu dari lima karyawan pun mengaku tidak setia dan menjalin hubungan dengan rekan kerjanya, yang menunjukkan betapa menonjolnya perselingkuhan di tempat kerja saat ini.
Profesi paling rentan selingkuh di tempat kerja Posisi teratas yang rentan selingkuh di tempat kerja adalah bidang penjualan atau sales, dengan 14,5 persen dari seluruh pekerjanya mengaku melakukan perselingkuhan.
Sementara itu, profesi guru, pelatih, dan profesi di pendidikan menduduki peringkat dua dengan total 13,7 persen orang yang mengakui. Tenaga kesehatan termasuk perawat berada di posisi ketiga dengan jumlah yang mengakui sebanyak 205 orang atau 12,5 persen.
Selanjutnya, industri yang paling banyak melakukan kecurangan terhadap pasangan adalah transportasi dan logistik, manajemen perhotelan dan acara, serta teknik dan manufaktur.
Profesi di bidang lain, seperti properti dan konstruksi, akuntansi, perbankan, dan keuangan, teknologi informasi, serta angkatan bersenjata turut berada di sepuluh teratas.
Berikut profesi yang dianggap paling mungkin berselingkuh menurut survei, seperti dilansir laman HR Director, Senin (6/11/2023):
1. Sales: 14,5 persen (239 orang)
2. Guru, pelatih, dan profesi di bidang pendidikan: 13,7 persen (226 orang)
3. Tenaga kesehatan: 12,5 persen (205 orang)
4. Transportasi dan logistik: 9,8 persen (161 orang)
5. Manajemen perhotelan dan acara: 7,7 persen (126 orang)
6. Teknik dan manufaktur: 6,6 persen (109 orang)
7. Properti dan konstruksi: 5,5 persen (90 orang)
8. Akuntansi, perbankan, dan keuangan: 5,4 persen (88 orang)
9. Teknologi Informasi: 4,6 persen (76 orang)
10. Angkatan bersenjata: 4 persen (65 orang)
11. HRD: 2,2 persen (36 orang) Pekerja amal dan
12. sukarela: 1,9 persen (32 orang)
13. Pekerja bidang rekreasi, olahraga, dan pariwisata: 1,9 persen (32 orang)
14. Pekerja bidang kepedulian sosial: 1,9 persen (31 orang)
15. Energi dan utilitas: 1,6 persen (27 orang).
Kelompok profesi dan industri yang kecil kemungkinannya untuk berselingkuh menurut survei di Inggris, termasuk bidang sains dan farmasi yang hanya 0,1 persen.
Menyusul, ada bidang bisnis, konsultasi, dan manajemen, penegakan hukum dan keamanan, seni kreatif dan desain, serta media.
Pengacara juga dilaporkan termasuk profesi yang lebih loyal terhadap pasangan, dengan hasil survei sebanyak 0,5 persen.
25,5 persen pernah menggoda rekan kerja
Sementara itu, sebanyak 25,5 persen atau 605 responden mengaku pernah menggoda rekan kerjanya.
Sekitar setengah dari jumlah tersebut atau sejumlah 15,1 persen turut mengaku telah mengembangkan perasaan romantis lebih lanjut dengan rekan kerjanya.
Tak hanya itu, hampir 13 persen "pelaku perselingkuhan" mengaku memiliki pasangan yang juga sama-sama bekerja.
Hal ini berhubungan dengan temuan penelitian yang mengungkap bahwa mereka yang memiliki pasangan bekerja cenderung curhat kepada rekannya daripada pasangan yang sebenarnya.
Yang mengejutkan, 22,2 persen atau 561 individu cukup licik untuk merahasiakan perbuatan terlarang mereka.
Sedangkan, 17 persen mengaku ketahuan karena seseorang di tempat kerja mengungkap hubungan rahasia tersebut.
Kendati demikian, penting untuk tidak membuat stereotip bahwa semua orang di bidang-bidang paling rawan selingkuh sudah pasti akan berselingkuh.
"Meskipun perselingkuhan lebih umum terjadi di satu industri dibandingkan industri lainnya, bukan industri yang harus disalahkan," ujar terapis keluarga dan pernikahan dari Thriveworks, Kara Kays.
Kemungkinan penyebab berselingkuh di tempat kerja Menurut Kays, profesi dan industri dengan banyak perjalanan atau terbatasnya waktu di rumah dapat menjadi penyebab utama tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi dalam pernikahan.
"Perselingkuhan terjadi dalam hubungan di mana kebutuhan salah satu atau kedua pasangan tidak terpenuhi," kata Kays.
"Ini bisa berupa kebahagiaan, keintiman, dan juga koneksi," lanjutnya.
Guna mencegah situasi seperti ini, menurut dia, komunikasi yang jelas dan jujur adalah kunci utamanya.
"Mendengarkan untuk benar-benar memahami, bukan berdebat," ungkap Kays.
Dia melanjutkan, koneksi akan membantu pasangan merasakan tingkat keamanan yang mendalam satu sama lain.
"Dan memastikan adanya keselarasan dalam ekspektasi dalam hubungan," tandasnya.(*)