Mengenal Museum Kretek, Lokasi Syuting Serial Gadis Kretek
SABANGMERAUKE NEWS, Jawa Tengah - Pernah mendengar atau mengunjungi Museum Kretek di Kudus? Museum itu menjadi sorotan karena menjadi lokasi syuting Serial Gadis Kretek.
Populer dengan serial Gadis Kretek, karya Ratih Kumala ini menjadi bulan-bulanan masyarakat. Bagaimana tidak? Kita dibawa kembali kepada tahun 1965 lalu, dengan pemaparan pabrik kretek yang pertama kali dibangun di Indonesia.
Tentunya, di balik setiap lokasi syuting yang digunakan menyimpan berbagai cerita dibaliknya. Seperti Museum Kretek yang ada di Kudus, di mana museum itu mengulas sejarah rokok kretek di Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (8/11/2023) bahwa dari dahulu, Kudus merupakan salah satu kabupaten yang memiliki julukan kudus Kota Kretek. Uniknya, di kudus juga terdapat museum kretek yang menyimpan berbagai koleksi yang mengisahkan tentang perkembangan kretek di tanah Jawa.
Berbagai fakta unik dari museum ini perlu kamu ketahui, bagaimana kretek awalnya tercipta hingga menjadi miniature cagar budaya. Apa saja?
Fakta Unik Museum Kretek
1. Cerita asal – usul kretek
Penyebutan Kretek lahir di Kudus, tidak terlepas dari sosok Haji Djamhari. Sebab Haji djamhari saat itu memiliki sakit sesak napas, lalu diambil lah minyak cengkih dan dioleskan kepada dadanya dan tubuhnya. Setelah lega, dia bereksperimen untuk menghaluskan cengkeh dan dicampur oleh tembakau, lalu dilinting dengan kulit jagung, diikat dengan benang lalu dibakar dan dihisap. Saat pembakaran lintingan ini, terdengar bunyi “kemretek” atau “kretek..kretek…kretek..” dari lintingan inilah yang menjadi asal usul nama kretek.
2. Museum kretek
Museum kretek ternyata didirikan pada tahun 1986, dicetuskan oleh Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah saat itu. Pembangunan ini dikarenakan Soepardjo melihat potensi besar dari perusahaan kretek yang mampu menggerakkan perekonomian Masyarakat di kota tersebut.
Museum ini menyimpan 1.195 koleksi tentang sejarah kretek, misalnya kiprah Nitisemito yang mendirikan Pabrik Rokok Bal Tiga, dokumen-dokumen perusahaan pada waktu itu, alat-alat tradisional pembuatan rokok hingga yang menggunakan teknologi modern, diorama jenis-jenis tembakau cengkeh, diorama pembuatan rokok di pabrik, dan lain sebagainya.
3. Miniatur Cagar budaya
Di sekitar museum ini ternyata memiliki miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito, dimana dianggap menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito. Ada miniature Masjid Wali Loram Kulon dengan gapura khasnya hingga Rumah Adat Kudus “Joglo Pencu” dengan arsitektur perpaduan budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda). (*)