Ini Ukuran Keberhasilan Gubernur Riau Syamsuar Menurut Edy Natar Nasution: Bukan Fisik Monumental Saja!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Wakil Gubernur Riau, Edy Afrizal Natar Nasution membela keberhasilan Gubernur Syamsuar dalam memimpin pemerintahan di Riau hingga ujung masa jabatannya. Edy menyebut ukuran keberhasilan pembangunan tidak boleh semata dilihat hanya dari fisik semata.
"Keberhasilan (Gubernur) Syamsuar bukan dalam bentuk bangunan atau fisik," kata Edy Natar saat menyampaikan sambutan di acara Silaturahmi Pelepasan Tugas Gubernur Syamsuar di Balai Serindit, Kompleks Gubernuran Riau, Kamis (2/11/2023).
Masa jabatan Syamsuar berakhir pada 4 November 2023 besok. Pengunduran dirinya telah disetujui oleh Presiden yang kemudian menetapkan Keppres pemberhentian Syamsuar dalam jabatan Gubernur Riau. Syamsuar mundur karena mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Golkar pada pemilu 2024 mendatang.
Menurut Edy Natar, setiap gubernur memiliki tantangan dan karakteristik kepemimpinan. Sehingga ukuran keberhasilan tak boleh hanya didasarkan pada proyek-proyek fisik yang telah dibangun.
"Seakan-akan saya menangkap kalau legacy seorang gubernur selalu dalam bentuk bangunan fisik monumental. Padahal ada indikator lain yang bisa diukur," kata Edy yang akan melanjutkan kepemimpinan Syamsuar hingga 31 Desember mendatang.
Edy Natar lantas menyebut keberhasilan Syamsuar bisa dilihat dari data dan fakta. Ia mengulas hampir 5 tahun bersama Syamsuar bahwa dua hal pokok telah diraih di tengah badan pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air.
Eks Danrem 031 Wirabima Riau ini menyebut keberhasilan Syamsuar yakni sukses mendorong konversi Bank Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah.
Menurutnya, urgensi konversi BRK menjadi Bank Syariah karena fakta bahwa 87,11 persen daro total 6,7 juta jiwa penduduk Riau beragama muslim. Kondisi ini menuntut perlunya perbankan daerah melakukan penyesuaian, terlebih hal itu juga adalah tuntutan agama Islam.
Edy lantas mengungkap legacy kedua yang ditinggalkan Syamsuar yakni mengenai kenaikan indeks toleransi beragama di Riau. Menurutnya, sebelum masa kepemimpinan Syamsuar, indeks toleransi beragama Riau menempati urutan ketiga terbawah dari 34 provinsi di Indonesia.
Edy menjelaskan, setelah hampir 5 tahun menjabat, di bawah kepemimpinan Syamsuar, Riau berhasil menaikkan indeks toleransi beragama ke posisi papan tengah yakni pada urutan 16 besar nasional.
"Ini patut diapresiasi. Karena legacy dari seorang pemimpin tak hanya berbentuk fisik monumental. Akan tetapi bisa saja dalam bentuk data dan fakta," kata Edy Natar.
Sejumlah pihak memang menilai capaian pembangunan infrastruktur era pemerintahan Syamsuar sangat minim. Nyaris tidak ada warisan proyel monumental yang terlihat.
Selain itu, sejumlah proyek ikonik juga mengalami ragam masalah dan tidak selesai hingga akhir masa jabatan. Sebut saja proyek payung elektrik mewah Masjid Raya An Nur yang menjadi pergunjingan karena ambruk sebelum proyek tuntas.
Kondisi infrastruktur jalan provinsi juga banyak mengalami kerusakan dan berlubang.
Syamsuar Teteskan Air Mata
Malam pelepasan tugas Gubernur Riau Syamsuar diliputi suasana penuh haru, Kamis (2/11/2023) malam. Pantauan SabangMerauke News, tiga kali Syamsuar terlihat menyeka air matanya yang menetes saat pemutaran video dokumenter perjalanannya pemerintahannya sejak 2019 lalu.
Gedung Balai Serindit Kompleks Gubernuran Riau tempat acara berlangsung malam tadi pun dipenuhi ratusan tamu. Terlihat Kapolda Riau Irjen Pol Muhammad Iqbal dan jajaran Forkompimda serta pejabat dan tokoh Riau hadir.
Acara bertajuk silaturahmi dalam rangka pelepasan tugas ini menjadi detik-detik akhir masa jabatan Ketua DPD I Partai Golkar Riau. Syamsuar menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam perjalanannya memimpin Riau sejak dilantik bersama Wakil Gubernur Edy Natar Nasution oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada 20 Februari 2019 silam.
"Semoga pemerintahan dan pembangunan di Provinsi Riau semakin baik dan berkembang pada kepemimpinan selanjutnya," kata Syamsuar.
Ia juga berpesan kepada Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution untuk memimpin pemerintahan sisa masa jabatan hingga 31 Desember mendatang.
Duet Syamsuar dan Edy Natar terpilih dalam pilkada pada akhir 2018 lalu. Pasangan ini diusung oleh Partai NasDem, PAN dan PKS.
Diwartakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo dikabarkan telah meneken surat Keputusan Presiden (Keppres) tentang pemberhentian Gubernur Riau Syamsuar. Besok, Jumat (3/11/2023) adalah hari terakhir Syamsuar menduduki kursi nomor satu pemerintahan daerah Provinsi Riau.
Syamsuar menjadi Gubernur Riau selama 4 tahun 9 bulan sejak dilantik pada 20 Februari 2019 silam.
Ia diwajibkan untuk mengundurkan diri dari jabatan Gubernur Riau karena ikut dalam pencalegan pada pemilu 2024. Adapun syarat maju sebagai caleg yakni harus mundur dari jabatan sebagai kepala daerah. KPU akan mengumumkan daftar calon tetap (DCT) caleg pada 4 November mendatang.
Syamsuar maju dari daerah pemilihan Riau 1 untuk merebut satu kursi DPR RI. Mantan Bupati Siak dua periode ini merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Riau.
Beda dengan pasangannya dalam pilkada 2018 lalu, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution tidak maju sebagai caleg. Meski Edy merupakan Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Riau, ia lebih memilih mengakhiri masa jabatan sesuai jadwalnya.
Edy Natar akan memimpin Riau sekitar 57 hari yakni hingga 31 Desember mendatang. Per Januari 2024, Pemprov Riau akan dipimpin oleh seorang Penjabat Gubernur yang mengantarkan sampai digelarnya pilkada serentak dijadwalkan pada September 2024 mendatang.
Dijadwalkan, DPRD Riau pada Sabtu (4/11/2023) lusa akan menggelar sidang paripurna pengumuman pemberhentian secara resmi Syamsuar.
DPRD Riau dalam paripurna tersebut sekaligus mengumumkan Edy Natar Nasution sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau hingga akhir masa jabatan 31 Desember mendatang.
Plh Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setdaprov Riau Elly Wardani kepada media membenarkan telah terbitnya Keppres pemberhentian Gubernur Riau Syamsuar. Ia menyebut saat ini pihaknya tengah mengambil surat Keppres tersebut.
"Keppresnya sudah keluar. Besok adalah hari terakhir masa jabatan Pak Gubernur," terang Elly Wardani kepada media, Kamis (2/11/2023). (KB-09/Malik)