Niat Berbakti Meski Gaji Kecil, Guru PPPK di Pulau Terluar Riau Raih Juara 1 Apresiasi Dedektif
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Seorang guru SMA pulau terluar di Riau bernama Norma Yanti sukses mendidik anak-anak muridnya. Ia bekerja di tengah gelapnya fasilitas dan infrastruktur, namun tetap memiliki semangat kerja yang luar biasa.
Karir guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang baru diangkat tahun 2022 lalu itu pun moncer setelah diumumkan sebagai guru Juara I Kategori Apresiasi Dedikatif SMA, SMK dan SLB se Riau.
"Saya lulus PPPK 2022 lalu. Penempatan di SMA Negeri 3 Rangsang Pesisir sejak September," ucap Norma dilansir dari Media Center Riau, Kamis (2/11/2023).
Meski mengajar di daerah pulau terluar, alumni Universitas Riau tahun 2007 itu tetap semangat memberikan pendidikan terbaik untuk murid-murid SMA Negeri 3 Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Sebelumnya, Normayanti sempat menjadi guru honor selama 12 tahun di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi, Kepulauan Meranti.
Normayanti kemudian dinyatakan lolos sebagai guru PPPK dan ditempatkan di SMA Negeri 3 Desa Tanjung Kedabu, Rangsang Pesisir.
Normayanti menerima SK PPPK bersama 119 rekan seprofesinya. Mereka terdiri dari tenaga pendidik SMA/SMK/SLB di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Penyerahan SK diserahkan langsung oleh Gubernur Riau di SMA 1 Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, pada Rabu (30/8/2023) lalu.
Bertekad bulat mengabdikan diri sebagai pendidik. Ia harus menempuh perjalanan 2,5 jam dari Tebing Tinggi untuk sampai di sekolah.
Bukan hanya persoalan waktu tempuh, dia juga harus melewati selat untuk sampai di Desa Peranggas. Alat transportasi yang ia gunakan yakni kempang atau perahu kayu.
"Untuk sampai ke sekolah, harus berangkat dari ibu kota kabupaten menyeberangi selat. Berangkat pakai kempang atau perahu yang biasa dipakai masyarakat Rangsang menuju kabupaten, itu 30 menit ke Desa Peranggas," kata Normayanti.
Setiba di dermaga, Normayanti harus lanjut kembali ke Desa Tanjung Kedabu. Butuh waktu 2 jam untuk sampai ke lokasi dengan lewat jalan rusak, becek yang penuh tantangan. Ia melihat persoalan infrastruktur di daerah tersebut sangat minim. Tak hanya jalan rusak, penerangan, dan internet juga menjadi persoalan kemajuan di daerah tersebut.
Khusus pendidikan, Normayanti melihat motivasi peserta didik masih rendah. Terutama dengan metode pembelajaran yang kurang inovatif karena keterbatasan infrastruktur.
"Salah satu solusi yang saya lakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan model project based learning (PjBL). Model ini dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menampilkan keterampilan tertentu dan motivasi peserta dengan melibatkannya dalam pembelajaran," sebutnya.
Medan yang jauh dan penuh tantangan membuat Norma memutuskan untuk tinggal di Pulau Rangsang. Saat akhir pekan, barulah kembali ke Tebing Tinggi menemui suami dan anaknya.
Kini perjuangan Norma tak sia-sia. Dua bulan bertugas di pulau terluar Norma mampu menorehkan prestasi. Dia berhasil meraih Juara I Apresiasi Dediktif tingkat SMA, SMK dan SLB di Riau.
Norma yang pernah KKN di SMK Taruna Satria Pekanbaru itu masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan. Penghargaan diterima di Hotel Pangeran Pekanbaru, Selasa (31/10) malam kemarin.
Seperti diketahui, gaji PPPK guru diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2020. Untuk golongan terendah, yakni Golongan I: Rp 1.794-900 - Rp 2.686.200.
Sementara untuk golongan tertinggi, yakni Golongan XVII: Rp 4.132.200 - Rp 6.786.500. PP ini berlaku di seluruh pelosok Indonesia. Termasuk bagi guru yang mengabdi di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T). (*)