Jokowi Kirim Surat Usulan Calon Tunggal Panglima TNI ke DPR, Apakah KSAD Jenderal Agus Subiyanto?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Presiden Jokowi telah mengirimkan surat presiden (surpres) berisi nama calon Panglima TNI ke DPR. Meski sosok calon Panglima TNI yang baru masih misterius, namun peluang KSAD Jenderal Agus Subiyanto disebut sangat terbuka lebar menduduki kursi tertinggi di TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono yang akan memasuki pensiun pada November mendatang.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyatakan, DPR telah menerima surpres soal pergantian Panglima TNI. Meutya tidak membantah atau membenarkan bahwa nama yang diusulkan menjadi Panglima TNI adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agus Subiyanto.
Ia mengatakan nama tunggal yang diusulkan Presiden bakal diumumkan Ketua DPR Puan Maharani.
"Nama nanti yang sampaikan biar Ibu Ketua DPR. Tapi yang pasti calon tunggal karena sesuai UU memang Presiden mengirim calon tunggal," terang Meutya kepada media, Senin (30/10/2023).
Ia menyebut Komisi I DPR akan menjadwalkan fit and proper test untuk calon Panglima TNI.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan berusia 58 tahun pada akhir November mendatang. Berdasarkan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), dijelaskan bahwa prajurit melaksanakan dinas keprajuritan sampai usia paling tinggi 58 tahun bagi perwira, dan 53 tahun bagi bintara serta tamtama.
Berdasar UU yang sama, jabatan Panglima dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.
Peluang Letjen Agus
Sejumlah pengamat berpendapat salah satu yang berpeluang besar menjadi Panglima TNI adalah KSAD yang baru dilantik Jenderal Agus Subiyanto. Letjen Agus baru dilantik sebagai KSAD menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman pada pekan lalu.
Merujuk Pasal 13 ayat 4 Undang-undang TNI, jabatan Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.
Pengamat militer dan pertahanan Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi berpendapat Agus adalah kepala staf yang paling berpeluang besar menjadi Panglima TNI.
Ia menyinggung soal rekam jejak dan kedekatan Agus dengan Jokowi. Selain itu, masa pensiun Agus juga masih relatif lebih panjang.
"Harus diakui bahwa rekam jejak kedekatan dengan Presiden dan masa aktif yang lebih panjang menghadirkan peluang lebih besar bagi KSAD baru, Jenderal Agus Subiyanto untuk menjadi Panglima TNI berikutnya," kata Fahmi, Kamis (27/10/2023).
Fahmi menyatakan sejak reformasi, belum pernah ada lagi Panglima TNI yang berturut-turut dari matra yang sama, kecuali Jenderal Moeldoko yang digantikan oleh Jenderal Gatot Nurmantyo.
Dengan fenomena itu, menurutnya, peluang KSAL Laksamana Muhammad Ali menggantikan Laksamana Yudo Margono akan lebih kecil.
"Begitu pula dengan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan pensiun dalam 6 bulan ke depan. Peluangnya tentu lebih kecil lagi," katanya.
Meski demikian, ia mengingatkan pengusulan nama calon Panglima TNI tetap hak prerogatif Presiden, sehingga, kelaziman bisa diabaikan jika organisasi membutuhkan atau presiden menghendaki.
Fahmi berpendapat masa jabatan yang sebentar sebagai KSAD bukan masalah jika memang Agus nantinya diusulkan Presiden menjadi Panglima TNI. Hal tersebut juga terjadi pada Jenderal Moeldoko yang hanya tiga bulan menjabat sebagai KSAD sebelum diusulkan menjadi Panglima TNI.
"Saya kira enggak ada masalah. Apalagi UU memang hanya mengatur bahwa syarat untuk diusulkan menjadi Panglima TNI adalah perwira tinggi aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan," katanya.
Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono sebelumnya juga berpendapat serupa. Meski demikian, Dave mengatakan hal itu tetap menjadi hak prerogatif presiden.
"Saya prediksi beliau akan jadi Panglima (berikutnya)," kata Dave. (*)