Anak-anak Rawan Jadi Korban, Fasilitas Bermain di RTH LAMR Meranti Memprihatinkan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kondisi arena bermain bagi anak-anak di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kepulauan Meranti cukup memprihatinkan dan mulai dikhawatirkan pengunjung.
Padahal keberadaan taman ini dahulu diandalkan sebagai salah satu destinasi wisata dan tempat bermain warga.
Adanya sejumlah fasilitas publik yang rusak di RTH itu menimbulkan keluhan bagi masyarakat. Para pengunjung pun menyayangkan keberadaan sarana bermain di taman tersebut.
Fasilitas yang terlihat jelas kerusakannya ada pada sejumlah arena permainan anak-anak yang berbahan besi, dimana kondisinya keropos dan berkarat bahkan terkesan tidak ada perawatan.
Pengunjung pun menjadi khawatir anak-anak mereka bisa celaka ketika menggunakan fasilitas bermain yang tersedia di RTH LAMR tersebut.
Salah satu pengunjung, Sri mengakui punya pengalaman buruk saat berkunjung ke lokasi itu.
Dari pantauan Sabangmeraukenews, pada permainan seluncuran tampak pegangan tangan yang terbuat dari besi keropos bahkan tajam dan runcing. Sehingga, rawan akan merobek bagian tubuh anak-anak.
Sri mengaku khawatir lantaran ia tak mau buah hatinya yang masih berusia lima tahun terbentur mainan berkarat itu. Apalagi fasilitas bermain ini masih tetap dipakai hingga saat ini tanpa diperbaiki lebih dahulu oleh dinas terkait.
Kekhawatiran yang menggelayuti pikirannya itu tidak berlangsung lama. Dimana setelah itu, ada korban anak-anak yang celaka dan tergores kulitnya sehingga menyebabkan terluka.
"Awalnya khawatir dengan kondisi sarana bermain disana, takut ada yang jadi korban. Namun tidak lama setelah itu sudah ada anak yang jadi korban akibat tergores besi karatan dan tangannya terluka," ungkap Sri.
Pengunjung RTH LAMR lainnya yakni Rina mengatakan, jika area bermain anak di sana pun sudah terlihat kumuh. Tidak hanya seluncuran, jungkat-jungkit juga terlihat keropos dan berkarat. Sehingga dirinya menduga pengelola taman seolah-olah mengabaikan keselamatan anak-anak.
Rina pun berharap ada revitalisasi pada area bermain anak tersebut dan menggantikannya dengan bahan yang aman. Hal ini dilakukan agar anak-anak lebih aman bermain di taman itu.
Ia pun menyangsikan, bila anak bermain sendirian tanpa pengawasan orangtua, akan sangat membahayakan.
"Saya heran, kenapa area taman seperti ini tak ada uang perawatan atau penggantian begitu. Saya sebagai orang tua jujur takut kalau harus membiarkan anak bermain sendiri di sini. Mudah-mudahan segera diperbaiki. Jangan menunggu ada anak yang terluka lainnya," ujarnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman Rakyat, dan Lingkungan Hidup (PerkimtanLH) Kepulauan Meranti, Saiful Bahri yang mengelola taman tersebut saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan mengkroscek ke lapangan terkait kondisi kerusakan fasilitas bermain anak yang menjadi kewenangannya.
Saiful Bahri juga mengatakan dalam waktu dekat akan memperbaiki wahana bermain yang dimaksud.
"Kita tidak ada anggaran untuk perbaikannya pada tahun ini, tapi kita coba untuk melakukan rekonstruksi dan kita upayakan perbaikannya tahun depan kalau itu memang tidak layak lagi untuk digunakan," ujarnya. (R-01)