Kasus Cacar Monyet Menyeruak di Indonesia, Kemenkes Segera Lakukan Upaya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengintensifkan penanggulangan kasus cacar conyet (Mpox) dengan melakukan empat upaya, yakni surveilans, terapeutik dan vaksinasi, serta komunikasi resiko.
Upaya-upaya ini dilakukan menyusul adanya temuan penambahan cacar monyet di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa upaya penanggulangan kasus melalui survailens atau analisis penyakit dilakukan dengan cara penyelidikan epidemiologi pada kasus terkonfirmasi agar dapat ditelusuri kontak erat serta diketahui sumber penularan yang hasilnya akan terus diperbarui.
Sedangkan upaya terapeutik dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox serta pemantauan kondisi pasien.
Upaya penanganan ketiga yaitu dengan vaksinasi Monkeypox. Upaya ini utamanya menyasar pada populasi yang paling berisiko terkait temuan kasus cacar monyet di Jakarta.
Kriteria penerima vaksinasi Mpox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHV.
Kemenkes juga intensif melakukan komunikasi risiko dengan cara menyampaikan surat edaran kewaspadaan kepada seluruh jajaran kesehatan di daerah dan membuat notifikasi kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait kasus terkonfirmasi.
"Kami juga berupaya melakukan penyampaian media komunikasi, seperti FAQ, dan video singkat," ujarnya.
Berdasarkan data harian yang diterima Kemenkes per 22 Oktober 2023, kasus konfirmasi Monkeypox bertambah menjadi 7 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023, atau 8 kasus sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022.
Maxi mengatakan, dari total kasus Monkeypox yang terkontaminasi, seluruhnya berasal dari DKI Jakarta. Rinciannya yaitu 1 kasus dari Jatinegara, 1 kasus dari Mampang, 1 kasus dari Kebayoran Lama, 2 kasus dari Setiabudi, 1 kasus dari Grogol Petamburan, dan 1 kasus dari Kembangan.
Data yang sama menunjukkan bahwa, seluruh pasien terkonfirmasi Monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71% adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29% diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.
Dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien cacar monyet juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi Biseksual. (*)