Nasib Tak Jelas IPO Pertamina Hulu Energi, Begini Pengakuan Kementerian BUMN
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengantarkan Subholding Upstream Pertamina, yaitu PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ke lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) jika momentum iklim pasar modal sudah kondusif.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, pihaknya sangat mempertimbangkan kondisi pasar sebagai suatu hal yang penting saat ini. Aksi penawaran umum saham perdana (Initial Piblic Offering/IPO) baru dapat dilakukan jika kondisi minyak dunia sudah stabil.
"Kita liat marketnya, kalau belum stabil jangan. Ada (konflik) Israel - Palestina, minyak naik itu kan sensasional. Kan itu kan nggak bisa stabil panjang. Jadi harus dilihat kondisi marketnya," ujarnya di Shangrilla Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Namun, Arya menyebut, persiapan teknis IPO PHE sendiri sudah dikerjakan oleh manajemen perseroan. Dalam kesempatan berbeda, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, saat ini PHE tengah menggenjot produksi dan potensi migas di Indonesia.
Terbaru, PHE mencatat penemuan signifikan dari kegiatan eksplorasi di blok yang dikelola selama dua tahun terakhir. Keberhasilan tersebut didapatkan melalui kegiatan eksplorasi pada area yang sudah dikembangkan secara penuh di blok yang ada.
Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, strategi ini ditujukan untuk mengoptimalkan aset dan menjaga laju produksi migas saat ini. Temuan sumber daya migas di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan optimisme bahwa Indonesia masih memiliki potensi yang besar.
Beberapa temuan yang berhasil divalidasi oleh PHE antara lain sumberdaya perkiraan volume hidrokarbon/in place 2C (P50) dengan total 926,64 juta barel minyak ekuivalen/mmboe dari pengeboran sumur di lepas pantai Jawa Barat Utara, daerah Sumatera Selatan, lepas pantai Balikpapan, dan lepas pantai Aceh.
Saat ini PHE juga telah mendapatkan blok eksplorasi baru yaitu East Natuna (PHE 100%), Bunga (bermitra dengan Posco 50%) dan Peri Mahakam (bermitra dengan Eni 50%) serta dalam proses untuk mendapatkan blok-blok baru lainnya.
"Saat ini adalah momentum terbaik bagi PHE mempersiapkan Proyek Pengeboran Laut Dalam untuk menggali potensi temuan sumberdaya baru yang besar, kami berkomitmen menjaga keberlanjutan energi dengan strategi khusus dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional," ungkapnya dalam keterangan resminya
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas akan terus meningkat setiap tahunnya. Menurutnya, eksplorasi merupakan kunci dari keberlanjutan pasokan energi untuk menemukan sumberdaya dan memastikan ketersediaan energi primer terjaga dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
"Dalam upaya meningkatkan rasio temuan sumberdaya per struktur, PHE akan melakukan perimbangan portofolio antara pengeboran eksplorasi di lokasi yang berada dekat lapangan produksi (near field exploration) dan pengeboran eksplorasi di area baru yang belum digarap sebelumnya (emerging & frontier area)," lanjut Muharram.
Saat ini PHE sedang melakukan evaluasi bawah permukaan dan mempersiapkan pengeboran eksplorasi di lepas pantai Matindok, lepas pantai East Natuna dan blok eksplorasi baru lainnya. PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). (*)