Inilah Tempat Terpanas di Dunia Menurut Guinness World Records
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Suhu di sebuah tempat bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti letak geografis, elevasi, curah hujan, dan masih banyak faktor lainnya. Namun, ternyata terdapat beberapa tempat yang memiliki suhu sangat panas. Bahkan, di beberapa tempat ada yang suhunya dapat mencapai 50 derajat Celcius hingga lebih.
Melansir dari laman resmi Guinness World Records, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat bahwa wilayah Greenland Ranch, Death Valley, California, Amerika Serikat (AS), menjadi wilayah dengan suhu tertinggi di dunia, yakni 56,7 derajat Celsius.
Selain itu, WMO mencatat bahwa rata-rata harian suhu udara di Furnace Creek, Death Valley mencapai 115 derajat Fahrenheit atau sekitar 46,1 derajat Celsius. Angka tersebut berhasil membuat Death Valley sebagai tempat paling 'mendidih' di dunia.
Lalu, pada 15 Juni 1972, para peneliti menemukan suhu yang lebih panas di permukaan tanah Death Valley, yakni mencapai 201 derajat Fahrenheit atau sekitar 93,8 derajat Celsius.
"Salah satu alasan Death Valley menjadi tempat terpanas di dunia adalah karena letaknya berada di sekitar 190 kaki di bawah permukaan laut, suhu udara yang hangat, dan curah hujan yang kurang dari tiga inci setiap tahunnya," tulis Guinness World Records, dikutip Rabu (26/4/2023).
Sebagai informasi, Death Valley adalah kawasan berbentuk lembah yang memiliki panjang sekitar 225 kilometer dan memiliki lebar yang bervariasi, yakni dari delapan hingga 24 kilometer. Death Valley merupakan tempat terendah, terpanas dan terkering di Amerika Utara.
Melansir dari laman resmi U.S. Department of the Interior, Juli 2018 sempat menjadi bulan terpanas di kawasan ini. Rata-rata suhu hariannya mencapai 108,1 derajat Fahrenheit atau sekitar 42 derajat Celsius.
Sementara itu, suhu tertinggi pada siang hari sempat mencapai 127 derajat Fahrenheit atau 52 derajat Celsius selama empat hari berturut-turut.
Sebelumnya, rekor tempat terpanas di dunia dicatatkan oleh El Azizia, Libya dengan catatan 58 derajat Celsius. Namun, WMO memutuskan untuk mencabut rekor tersebut setelah dilakukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan hasil penelitian pada 2012, WMO menyimpulkan bahwa catatan rekor yang sempat diraih oleh El Azizia, Libya, sudah tidak akurat sebanyak tujuh derajat Celsius karena kombinasi berbagai faktor, termasuk permukaan yang tidak merepresentasikan tanah gurun yang asli. (*)