Kelola IPAL, Pemko Pekanbaru Jalani Pelatihan Pengoperasian
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) akan dikelola oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui UPT PAL Dinas PUPR Kota Pekanbaru. Akan tetapi sebelum dilakukan serah terima para pegawai Dinas PUPR Kota Pekanbaru harus menjalani pelatihan untuk pengoperasian PAL.
"Kami akan terima PAL itu bila seluruhnya sudah lengkap. Kemen PUPR terus melakukan tes komisioning (pengujian alat untuk mengetahui kehandalannya) PAL," ungkap Plt Kadis PUPR Pekanbaru, Edward Riansyah, beberapa waktu lalu.
Plt Kadis yang akrab disapa Edu itu menuturkan, Dinas PUPR juga butuh Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan komisioning itu.
Kalau sudah dilakukan tes komisioning terakhir, maka Dinas PUPR bisa Final Hand Over/FHO (serah terima akhir pekerjaan).
"Para pegawai kami butuh pelatihan khusus untuk bisa mengelola PAL tersebut nantinya," ungkapnya.
Sementara itu, PAL menggunakan teknologi modern di Pekanbaru. Tinja dari rumah tangga diolah hingga tak tersisa dengan menggunakan bakteri, unsur kimiawi dan sinar ultraviolet.
"Air limbah diolah hingga memenuhi mutu lingkungan. Kemudian, air hasil pengolahan yang sudah memenuhi mutu lingkungan dibuang ke sungai siak," kata Kepala UPT PAL Dinas PUPR Pekanbaru, Alpa Paltini.
"Dalam kolam olahan PAL ini ada bakteri yang akan memakan tinja-tinja tersebut. Pengolahan tinja ini juga menggunakan unsur kimiawi dan ultraviolet. Sehingga, semua bakteri dan virus tak ada lagi," tambahnya.
Berdasarkan informasi dari kontraktor, pengolahan air limbah ini menyisakan hanya sedikit ampas karena sebagian ampas limbah tersebut sudah dimakan oleh bakteri di unit pengolahan.
Dalam kunjungan Asian Development Bank (ADB) bersama Kementerian PUPR dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau ke lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah, terlihat hadir Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Ir Tanozisochi Lase MSc, Senior Project Officer Urban Development Anastasia Carolina, Senior Programs Officer Andrew Fransciscus, Senior Communications Officer Andri Suryo.
Peninjauan lokasi IPAL itu disambut Kepala Bappeda Pekanbaru Ahmad Ismail, bersama Kepala UPT PAL Dinas PUPR Pekanbaru Alfa Paltini.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau, PPK Sanitasi, Direksi Lapangan, Kontraktor Pelaksana dan Konsultan PISC-MSMIP Kota Pekanbaru.
Dalam peninjauan lokasi IPAL itu, rombongan ADB, kementerian dan BPPW Riau melihat langsung hasil dari limbah yang telah diolah.
Dari olahan air limbah itu, menghasilkan air bersih yang kemudian kembali dialirkan ke Sungai Siak.
Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Ir Tanozisochi Lase MSc mengatakan, kunjungan ini bertujuan untuk mendiskusikan kemajuan proyek Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) selaku salah satu investor yang memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR.
Tak hanya itu, Board Of Directors atau ADB juga melakukan sharing knowledge bersama dengan pihak Kementerian PUPR dan Pemerintah Kota Pekanbaru mengenai proses Instalasi Pengolahan Air Limbah.
"Sharing knowledge ini lebih kepada tantangan dalam pelaksanaan pembangunan IPAL dan memastikan keberlangsungan operasional IPAL Pekanbaru kedepannya," ujar Tanozisochi, yang akrab disapa Pak Anes.
Ia berharap, dengan sharing knowledge ini, pengelolaan IPAL di Pekanbaru bisa ditangani oleh UPT PAL Pekanbaru. Selain itu, sharing knowledge juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana membuka proyek IPAL di kota-kota lainnya.
ADB Akui Puas
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Pekanbaru Ahmad Ismail mengatakan, bahwa IPAL ini terdiri dari empat paket. Tiga di antaranya dari APBN dan satu dari ADB.
Dikatakannya, kedatangan ADB ini untuk mengetahui sejauh mana progres IPAL ini. Menurutnya, saat ini progres IPAL bisa dikatakan sudah selesai.
"Mereka ingin memastikan bahwa dalam pengoperasiannya nanti tidak ada kendala. Mereka memberikan masukan bagaimana supaya IPAL ini berkelanjutan. Jangan sampai semua sudah dibangun tapi tidak dioperasikan," ujar Ahmad.
Nantinya kata Ahmad, IPAL ini akan diserahkan kepada Pemko Pekanbaru dan dikelola oleh UPT PAL Dinas PUPR Pekanbaru. Saat ini UPT PAL itu sudah ada di sini dan bergabung dengan UPT PAL.
"Saat ini UPT itu sudah ada di sini dan bergabung dengan mereka dalam rangka transfer knowledge. Jadi bagaimana petugas-petugas ini mendapatkan bimbingan dan pengetahuan yang memadai. Sehingga ketika dilepas (kepada pemko Pekanbaru) kita siap," katanya.
Ia menyebut, transfer knowledge itu akan berlangsung selama enam bulan. Namun, Ia berharap transfer knowledge ini bisa berlangsung lama.
"Meski begitu, Direktur Sanitasi dari Kementerian PUPR sudah berjanji bahwa mereka akan tetap memberikan bimbingan teknis kepada kita. Jadi dia tidak melepas sampai ini bisa berdiri sendiri atau berjalan sendiri," ungkapnya.
Kemudian Kepala UPT PAL Dinas PUPR Kota Pekanbaru, Alfa Paltini menambahkan, bahwa tujuan dari ADB ke lokasi IPAL ini adalah untuk melihat realisasi dari proyek IPAL ini.
"Mereka (ADB) salah investor yang memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR. Jadi mereka ingin melihat realisasi dari dana yang mereka berikan kepada kita," kata Alfa.
Selain meninjau kata Alfa, proyek IPAL ini juga sebagai pembelajaran juga bagi mereka. Pasalnya, proyek itu akan diberlakukan juga di kota-kota lainnya.
"Jadi mereka sambil belajar juga. Apa saja tantangan apa saja yang dihadapi selama di Kota Pekanbaru, dan penanganannya seperti apa penerapan proyek ini di kota lain," jelasnya.
Dari tinjauan yang dilakukan oleh pihak ADB, Ia mengaku mereka sangat puas. Pasalnya, proyek ini sesuai dengan schedule dan sesuai dengan masa kontraknya.
Dari tiga kota yang sedang berjalan, Pekanbaru lebih dulu beroperasional dibandingkan Kota Jambi dan Makasar.
Setelah meninjau IPAL tersebut, mereka ingin proyek IPAL ini bisa berlanjut dan dikembangkan di Kota Pekanbaru. "Jadi mereka ingin proyek ini tetap berlanjut, tidak hanya di empat kecamatan saja, namun juga berlanjut ke kecamatan lain," pungkasnya. (*)