Jokowi Diyakini Tak Akan Sampai Hati Tinggalkan PDIP di Pilpres 2024, Ahmad Basarah: Masa Sih Parpol yang Melahirkannya Akan Dia Pukul

Ahmad Basarah mengungkap suasana kebatinan yang dialami partainya terkait belum jelasnya arah dukungan Jokowi. foto : antaranews
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Relawan Pro Jokowi (ProJo) mendeklarasikan dukungan kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bacapres pada Pemilu 2024. Dukungan itu dinilai sebagai kecenderungan dukungan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lantas benarkah arah dukungan politik Jokowi tidak jelas?
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengungkap suasana kebatinan yang dialami partainya terkait belum jelasnya arah dukungan Jokowi dalam Pilpres 2024.
Basarah mengatakan, dalam beberapa pekan terkahir, muncul banyak spekulasi terkait bagaimana sikap politik Jokowi sebenarnya. Hal itu, kata dia, membuat PDIP bertanya-tanya.
"Beberapa minggu terakhir ini banyak spekulasi yang berkembang di alam pikir dan suasana kebatinan, bukan hanya PDIP tapi juga rakyat Indonesia keseluruhan mengenai bagaimana sebenarnya sikap arah dan keputusan Pak Jokowi terhadap pilpres ini," kata Basarah di Kantor PDIP Jatim, Surabaya, Minggu (15/10/2023).
Basarah kemudian menceritakan soal kedekatannya dengan Jokowi, ketika ia mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat berkampanye pada tahapan Pilpres 2014 silam.
Dari kedekatannya itu, Basarah yakin Mantan Wali Kota Solo merupakan sosok yang baik. Menurutnya, Jokowi kini hanya sedang berusaha menjalankan politik persatuan, seperti yang dilakukan Presiden pertama RI Sukarno dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Dia menjalankan politik persatuannya Bung Karno, ketika menyatukan bangsa yang beragam ini dengan Pancasila-nya. Beliau menjalankan politik persatuan yang dijalankan Bu Megawati. Ketika Bu Mega jadi presiden, Bu Mega lah orang pertama yang meminta rakyat Indonesia tidak menghujat Pak Harto," ucapnya.
"Bu Mega lah yang merangkul tokoh-tokoh Orde baru untuk menjadi menteri kabinetnya, dan beberapa jenderal purnawirawan dijadikan gubernur," tambah Basarah.
Menurutnya, Jokowi pun sedang menjalankan politik persatuan serupa, karena merangkul partai lain dan rivalnya untuk masuk dalam Kabinet Indonesia Maju. Basarah pun yakin, Jokowi tak sampai hati akan meninggalkan PDIP.
"Maka atas dasar itu, nalar sehat saya tidak sampai untuk menyimpulkan, bahwa jika partai yang memukulnya saja, menghinanya, memfitnahnya, beliau rangkul. Masa sih parpol yang melahirkan, membesarkan dan menjaganya hingga hampir 10 tahun pemerintahannya akan dia pukul, akan dia tinggalkan, akan dia sakiti. Saya tidak punya nalar sampai ke situ," katanya.
Basarah juga meyakini, Jokowi pada akhirnya akan tetap bersama Megawati dan PDIP, yakni mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
"Maka saya termasuk orang yang masih berprasangka baik, bahwa Pak Jokowi secara pribadi, bukan sebagai presiden, pada akhirnya tetap dan selalu bersama dengan Ibu Megawati, PDIP dan Mas Ganjar Pranowo," kata dia. (*)