Ikan Hias Bisa Jadi Peluang Bisnis Besar di Pekanbaru
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kota Pekanbaru, termasuk daerah dengan tingkat konsumsi yang tinggi terhadap ikan hias. Oleh sebab itu, manisnya peluang bisnis ikan hias, tentunya mampu menjanjikan pundi-pundi keuntungan.
Riau sejauh ini masih menjadi daerah dengan peminat ikan hias terbesar, khususnya di Pulau Sumatera. Peminat ikan hias di Riau seiring dengan tingginya para penghobi ikan hias, sehingga permintaan selalu tinggi.
Peluang ini lah yang ditangkap oleh Owner CV Ikan Hias Kharin Jaya, Khairuddin. Ia menyebutkan bahwa, karena memang peminat ikan hias di Riau sangat tinggi.
Menurutnya, rata-rata per hari, ikan hias yang masuk ke Riau dari Jawa dan daerah lain di Sumatera, mencapai 10 ribu ekor, dengan nilai perputaran uang sekitar Rp30 juta per hari.
Khairuddin menyebut, bisnis ikan hias di Riau tergolong menjanjikan karena sistem penjualannya dihargai per ekor, bukan perkilo. Ini lah yang membedakan pasar ikan hias dengan ikan konsumsi, sekaligus menjadi keunggulan yang tak dimiliki oleh bisnis di bidang lain.
Sementara itu, untuk analisis pasarnya tergolong cukup sederhana. Kata Khairuddin, jika di rata-ratakan 1 rumah minimal punya 1 akuarium. Maka potensi penjualan ikan hias tentunya sudah dapat dikalkulasikan.
“Artinya sebanyak itu peminat ikan hias di Pekanbaru. Kita dapat 10% saja dari pasar itu, sudah sangat lumayan,” ungkapnya,Sabtu (14/10/2023).
Tidak cuma menjual ikan hias, usaha yang dijalankan Khairuddin, juga melakukan pengembangbiakan bibit, hingga siap jual. Di lokasi penangkarannya terdapat belasan kolam beton, puluhan akuarium, dan bak-bak plastik untuk pembesaran ikan hias.
“Kalau untuk pembibitan dari awal sampai layak jual itu, sekitar 1 setengah bulan,” kata Khairuddin.
Adapun segmentasi pasar yang disasar, yakni masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. “Black Ghost misalnya, harganya murah dan lebih mudah dicari,” ungkapnya.
Sementara untuk harga ikan hias, dijualnya mulai dari Rp1.000 hingga Rp12.000.
“Tergantung seberapa banyak yang diambil,” ujarnya.
Untuk ikan hias jenis manfish, CV Ikan Hias Kharin Jaya mampu memproduksi hingga 100 ekor per bulan. Sedangkan black ghost masih di angka 5.000 per bulan.
Adapun kendala yang kini tengah dihadapi, yakni pada pakan. Sebab masih sangat mengandalkan pakan alami, untuk tujuan percepatan reproduksi.
“Kunci keberhasilan dari budidaya ikan hias adalah air, yang paling penting ada sirkulasinya di kolam pemeliharaan, selama ini banyak yang gagal di sini,” tuturnya.
Dia menyebut, pasar penjualan ikan hias paling potensial di Riau yakni Kota Pekanbaru, Pelalawan, Kuansing, termasuk Inhil.
“Karena di Tembilahan itu banyak pengepul, biasanya mereka jual kembali di Batam,” katanya.
‘Kalau penjualan kita sudah masuk pasar Sumatera Barat khususnya di Kota Padang,” jelasnya.
Tak tanggung-tanggung, kata Khairuddin, omzet rata-rata per bulan dari jualan ikan hias bisa tembus Rp20 jutaan. (*)