Waspada Lonjakan Harga Beras, DPRD Riau Minta Bulog Keluarkan Stok yang Ada
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Harga beras dipastikan masih akan mengalami kenaikan sampai akhir tahun nanti. DPRD Riau minta Bulog mengeluarkan stok beras yang ada, untuk mengantisipasi hal ini
Sekretaris Komisi III DPRD Riau Husaimi Hamidi mengatakan, Bulog harus membuat langkah berani, seperti mengeluarkan stoknya untuk mengendalikan harga. Jangan sampai harga makin melonjak menjelang akhir tahun.
"Masyarakat belum siap sepenuhnya untuk pindah dari asupan bahan pokok beras," kata Husaimi, Kamis (5/10/2023).
Lanjut Husaimi, mesti ada langkah berani seperti bulog mengeluarkan stoknya, agar mengendalikan harga. Ia khawatir, harga kebutuhan pokok penduduk Indonesia ini semakin melambung.
"Jangan sampai harga makin melonjak menjelang akhir tahun," kata Husaimi.
Melansir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras medium per Rabu (4/10/2023), naik 0,38 persen menjadi Rp13.330 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium juga naik 0,4 persen menjadi Rp14.930 per kilogram.
Harga beras telah melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Perbadan No.7/2023 sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium, dan Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi II DPRD Riau Zulfi Mursal meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk membuat langkah penting, seperti penyelenggaraan pasar murah dengan harga yang lebih terjangkau.
"Kita juga sudah berencana mengundang rapat dinas terkait, bagaimana mencari solusinya. Kalau untuk menekan harga memang sulit, tapi setidaknya bisa dilakukan pencegahan terhadap oknum yang melakukan penimbunan," kata Zulfi.
Zulfi Mursal menyebut, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Riau, tapi juga di sejumlah wilayah bahkan sudah menasional. Kata dia, melihat data dan fakta bahwa daerah lumbung beras saja terjadi kenaikan seperti di Karawang, Jawa Barat.
Di Karawang, kata dia, biasa menghasilkan 800 ton per tahun itu juga mengalami kenaikan harga. Termasuk juga di kabupaten lain di Indonesia.
"Ini disebabkan oleh menurunnya produksi. Kita lihat banyak daerah-daerah penghasil beras itu, terjadi penurunan produksi. Sebagian terkena masalah cuaca. Sehingga panen tidak sesuai dengan yang diharapkan," kata Zulfi.
Kemudian di Riau, kata dia, juga demikian. Di Riau, pasokan beras juga datang dari daerah luar, seperti Sumbar, Sumatera Utara dan dari Lampung. Dampak dari produksi yang menurun, tentu akan berefek kepada masyarakat di Indonesia.
"Pemerintah sebenarnya memalui Bulog sudah menyiapkan seluruhnya, untuk menjaga ketersediaan beras. Cuma belum bisa menekan persoalan harga. Kalau masalah ketersediaan, Insya Allah tahun ini mencukupi," kata dia.
Cuma, lanjut Zulfi, untuk masalah harga ini belum bisa ditangani oleh pemerintah. Ia berharap Pemprov untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk bulog.
"Mungkin bisa melakukan operasi pasar untuk menangani persoalan harga beras. Ketersediaan beras di Bulog bisa disebarkan kepada masyarakat. Persoalannya bukan pada harga, tapi memang produksi berkurang," kata Zulfi. (*)