Waduh! Lantai Pelantar Sungai Juling di Selatpanjang Ambruk, Untung Saja Pedagang Tak Sedang Berjualan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Pelantar yang berada di Sungai Juling, Kelurahan Selatpanjang Barat, Kecamatan Tebingtinggi ambruk, Selasa (3/10/2023) malam. Pantauan lapangan lantai pelantar yang ambruk untuk tempat berjualan itu sekitar 3 kali 5 meter.
Ambruknya pelantar menyebabkan pedagang sementara tak bisa berjualan. Aktivitas pedagang pun terganggu. Saat pelantar semen cor itu roboh, tidak banyak orang yang berada di sana. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka akibat kejadian tersebut.
Selain dijadikan tempat berjualan, pelantar yang roboh juga merupakan lintasan lalu lalang warga yang ingin bepergian. Tukang becak juga sering mangkal di tempat ini sambil menunggu penumpang.
Salah satu pedagang yang terdampak, mengaku mendapat kabar ambruknya lantai tempatnya berjualan pagi tadi. Di lokasi lantai ambruk itu ada beberapa pedagang yang menggelar lapak dagangannya untuk berjualan ikan.
Namun pedagang lainnya yang berada di sekitarnya juga terdampak karena kondisi lantai yang juga sudah rusak dan dikhawatirkan akan ambruk kembali.
Pedagang itu mengaku sebelumnya memang sudah ada tanda-tanda akan ambruk. Hal itu diketahui setelah melihat kondisi lantai pelantar yang sudah retak-retak. Namun belum ada tindakan apapun hingga lantai semen di atas pelantar itu akhirnya roboh sendiri.
“Kalau kejadiannya siang hari mungkin ada pedagang yang terjatuh,” ucapnya.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kepulauan Meranti Rahmat Kurnia saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya bergerak cepat dan akan segera memperbaiki lantai pelantar yang ambruk tersebut.
"Saat dilakukan pemeriksaaan, kondisi tiangnya masih dalam keadaan baik dan baloknya tampak rapuh, sehingga penanganan yang harus dilakukan yakni perbaikan balok dan lantai betonnya," kata Kurnia, Selasa (3/10/2023).
Menurutnya, lerbaikan pelantar yang ambruk harus dilakukan secepat mungkin agar masyarakat tidak terganggu aktivitas kesehariannya.
"Jika perbaikan lambat dilakukan, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin parah karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Jika tidak diperbaiki akan menyebabkan akses jalan warga terganggu, karena ini merupakan salah satu jalur tersibuk karena adanya pasar dan pelabuhan," tuturnya.
Bangunan Lama
Pria yang akrab disapa Aang itu mengatakan pengerjaan pelantar tersebut akan memakan waktu lama dan tidak maksimal jika pedagang yang berjualan tidak direlokasi.
"Untuk itu kami minta OPD terkait untuk melakukan relokasi pedagang sehingga kita akan lebih leluasa untuk melakukan proses perbaikannya," ucapnya.
Dijelaskan Aang, kejadian lantai pelantar ambruk sudah tiga kali terjadi. Dengan kondisinya yang sudah rapuh, pelantar tersebut tidak lagi kuat untuk menahan beban.
"Pelantar ini dibangun sejak pada zaman Kabupaten Bengkalis. Karena sudah lama dan kondisinya juga sudah rapuh, ini sudah yang ketiga kali lantainya ambruk," kata Aang.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPR itu juga mengatakan saat ini kondisi anggaran sangat minim sehingga pihaknya hanya melakukan rehabilitasi dengan metode swakelola.
"Dengan kondisi keuangan yang minim, maka kita hanya bisa melakukan rehabilitasi pada tahun ini, semoga tahun depan ada anggaran untuk pembangunan pelantar yang baru," pungkasnya. (R-01)