Waduh! Dokter Spesialis Kandungan di RSUD Kepulauan Meranti Dilaporkan Dugaan Pelecehan Profesi Sesama Dokter, Ini Kronologinya
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Sp.OG) di RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti dilaporkan ke Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kepulauan Meranti. Pelapornya yakni rekan sesama dokter yang masih berstatus dokter umum di rumah sakit plat merah daerah tersebut.
Sang dokter spesialis yang dilaporkan bernama Irfan Hamidi. Sementara, pelapornya yakni dr Chairun Minda Lubis yang mengaku menjadi korban pelecehan profesi dan kekerasan verbal.
Ikhwal adanya dugaan pelecehan profesi tersebut terungkap dalam surat Chairun Minda Lubis kepada Majelis Kode Etik Kedokteran IDI Cabang Kepulauan Meranti.
BERITA TERKAIT: Dokter Spesialis Diadukan Rekan Sejawat ke Majelis Kehormatan Etik IDI, Layanan Ibu Hamil Melahirkan di RSUD Kepulauan Meranti Ditutup
Dalam surat tertanggal 25 September 2023 itu, Chairun menyebut Irfan mengeluarkan kata-kata kasar dan terkesan arogan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan dampak psikologis dirinya dalam bekerja.
"Saya tidak terima profesi dokter umum saya direndahkan, dibentak dan wajah saya ditunjuk-tunjuk, disumpahin di depan teman sejawat. Maka dengan ini saya melaporkan dr Irfan Hamidi kepada IDI Cabang Meranti melalui Majelis Kehormatan Etik Kedokteran agar dapat diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tulis Chairun dalam suratnya tersebut.
Kepada SabangMerauke News, Chairun membenarkan dirinya membuat laporan ke Majelis Kehormatan Etik IDI Kepulauan Meranti.
Kronologi Dugaan Pelecehan Profesi
Chairun menyatakan, dugaan pelecehan profesi yang menerpa dirinya terjadi pada Selasa, 19 September 2023 lalu. Kala itu, Chairun sedang bertugas di Poli Medical Check Up (MCU) RSUD Kepulauan Meranti sekitar pukul 8 malam. Saat itu, ia masih ada melakukan pemeriksaan pasien dan menulis beberapa status pasien yang belum selesai dikerjakan.
"Pada pukul 12:00 WIB saya mendapat telepon dari bidan Ruangan Mawar yang bernama Riri Mariesa mengabari ada rencana operasi siang itu. Saya mengatakan kirim data seperti biasa yakni data berupa foto form hasil laboratorium pasien dan form lembaran transfer pasien dari ruangan Mawar ke kamar operasi. Lalu data itu pun dikirim bidan Riri ke saya melalui Whatsapp," kata dr Chairun dalam suratnya.
Selanjutnya Chairun Minda menelepon
kepala ruangan ruangan Mawar, Rionita Manalu via WhatsApp dan menanyakan data lengkap pasien.
Namun, sebelum dijawab oleh Rionita Manalu, handphone tersebut direspon lebih dulu oleh dr Irfan dengan nada tinggi dan kasar.
"Hey, kau itu dokter umum, aku itu dokter spesialis, lebih tinggi kedudukanku dari kau. Kalau konsul kau datang kemari, lihat status, tidak ada kau menunda-nunda operasi pasienku," kata dr Chairun menirukan ucapan Irfan.
Chairun lantas meninggalkan ruang poli MCU dan pergi ke Ruangan Mawar di lantai 2. Saat berada di depan Nurse Station ruangan Mawar, Irfan disebutnya berkata sambil menunjuk-nunjuk mukanya dan mengatakan "Hai kau itu dokter umum, aku dokter spesialis, lebih tinggi aku dari kau. Konsul itu datang kemari lihat status, jangan suruh bawahanku menulis-nulis, tak ada tukang tulis kau di sini,". Saat itu ada bidan dan kepala ruangan Mawar yang mendengar ucapan tersebut.
Tak sampai di situ, di ruangan pelayanan dan non medik, saat itu ada dr Febri selaku
Kasi Pelayanan Medik dan Ramadani Azri selaku Kasi Penunjang Non Medik, Irfan juga disebut mencak-mencak.
Di ruangan tersebut dr. Irfan mengatakan kepada Ramadani Azri. "Siapa kau, keluar kau, keluar kau, keluar kau,". Menurut Chairun, wajah Ramadani memerah dan keluar ruangan dengan kesal.
Irfan juga disebut berbicara kasar dengan mengatakan "Kau dokter umum, aku dokter spesialis. Kalau mengkonsul kau lihat status, kau tulis," tulis Chairun dalam suratnya menirukan ucapan Irfan. Chairun menyebut saat ini mendapat tekanan verbal itu, wajahnya ditunjuk-tunjuk oleh Irfan.
Setelah terjadi perdebatan yang hebat, dr Irfan keluar ruangan dan kembali berkata dengan kasar dengan terus menunjuk muka dr Chairun dengan mengatakan "Mulai saat ini, jangan kau pegang-pegang pasienku, jangan kau konsul konsul pasien ku, tak ada lagi yang namanya berkawan, silaturrahmi mulai detik ini tidak ada,".
Perkataan Irfan tersebut lantas direspon oleh Chairun.
"Baguslah, alhamdulillah tak banyak pekerjaanku, berkurang tugasku. Sekalipun kita dokter, manusia setinggi apa pun jabatan, pendidikan baik itu dokter spesialis, professor kalau tidak ada etika sama dengan binatang," ucap dokter Chairun.
Tidak berhenti sampai disitu, Chairun menemui Uci Ramadani, Kepala Komite Keperawatan RSUD dan bertemu di ruangan pelayanan medis. Saat berbicara mendiskusikan kejadian tersebut, tiba-tiba, kata Chairun, Irfan masuk dan berbicara kasar kepada dirinya.
"Jangan kau fitnah fitnah aku ke si Erik, (dokter bedah, red) kan bukan Yanmed lagi” sambil menunjuk muka saya dan menyumpahi saya. Kau kan mau umrah, nanti kau celaka di sana," kata Chairun menirukan Irfan.
Dalam suratnya ke Majelis Kehormatan Etik IDI Kepulauan Meranti, Chairul juga menceritakan soal dugaan pelecehan profesi dan kekerasan verbal yang dilakukan Irfan kepada sesama teman sejawatnya yang lain. Saat itu, tulis Chairun, kekerasan verbal dan fisik terjadi di area kamar operasi RSUD Kepulauan Meranti tepatnya pada 22 September 2023.
Irfan Hamidi saat dikonfirmasi via WhatsApp enggan menjelaskannya soal tudingan dirinya melakukan pelecehan profesi, seperti yang diadukan Chairun kepada Majelis Kehormatan Etik IDI Meranti.
"Tanyakan ke pihak rumah sakit saja, mohon maaf ya," kata Irfan.
Direktur RSUD Kepulauan Meranti, Prima Wulandari menyebut masalah yang terjadi hanyalah karena miskomunikasi.
"Miskomunikasi saja dan alhamdulillah sudah gak masalah," terang Prima Wulandari.
Ketua IDI Cabang Kepulauan Meranti, dr Joko Nugroho belum memberikan respon saat dihubungi oleh SabangMerauke News, meski teleponnya dalam keadaan aktif. (R-01)